Liputan6.com, Jakarta Di tengah aroma pekat yang dihasilkan dari perpaduan ampas kopi dan jelaga asap lampu minyak, Nay Sunarya (43), seorang seniman asal Kampung Selajambu, Sukabumi, menciptakan karya seni bernilai tinggi.
Di ruang kerjanya yang sederhana di Desa Sasagaran, ia menorehkan guratan-guratan seni rupa hanya dengan memanfaatkan jelaga dan bubuk kopi.
Proses melukisnya membutuhkan ketenangan dan presisi tinggi, terutama saat menggunakan asap.
Dengan keahliannya, Nay mengarahkan api kecil hingga asap membentuk guratan wajah manusia di atas kertas. Ia mengakui, medium asap memiliki tantangan unik.
“Karakter asap itu paling sulit, kalau kena gores tangan sedikit aja langsung hilang,” kata Nay di Sukabumi, Selasa (2/12/2025).
Kecintaan Nay pada seni sudah tumbuh sejak ia di bangku SD. Setelah lulus SMP, ia fokus di dunia lukis.
Ia mulai mendalami teknik asap pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020, setelah sebelumnya lebih dulu menekuni lukisan kopi. Bagi Nay, medium ini adalah perwujudan cintanya pada kopi.
“Karena saya pecinta kopi juga, akhirnya saya mengalihkan minat ke kopi di kanvas. Jadi bukan cuma diminum aja,” ucapnya, menjelaskan bagaimana medium yang dipilih memiliki nilai personal yang mendalam.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5431215/original/078159700_1764731773-Warga_Sukabumi_melukis_dengan_media_ampas_kopi_dan_jelaga.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)