Menurut data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), berdasarkan hasil pemantauan sepanjang Rabu (3/12/2025), periode pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Merapi mengalami sebanyak 16 kali gempa Guguran dengan amplitudo 1-22 mm dan lama gempa 44.92-120.75 detik, kemudian 17 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 1-22 mm, S-P 0.2-0.5 detik dan lama gempa 8.74-43.91 detik.
Petugas Pos Pantau Gunung Merapi Tri Mujiyanta dalam laporannya menyebutkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
“Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” katanya.
Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
“Waspada bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” katanya.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2227488/original/087493000_1527232653-20180525-Puncak-Merapi-dari-Pos-Babadan-Muntilan-GHOLIB-3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)