Tiga Tahun Terendam, Warga Depok Desak Pemulihan Akses Bulak Barat–Pasir Putih
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com —
Warga Bulak Barat dan Pasir Putih, Depok, mendesak Pemerintah Kota Depok mempercepat pemulihan jalur transportasi yang sudah terputus akibat
banjir
tak surut selama tiga tahun. Mereka berharap akses antarwilayah kembali terbuka agar aktivitas ekonomi warga bisa pulih.
Ketua RT 04 RW 08 Kelurahan Cipayung, Naserih, mengatakan sebagian besar warga kini memprioritaskan perbaikan akses jalan yang menghubungkan dua wilayah tersebut.
“Kalau dari warga sebagian besarnya tuh yang paling utama ya jalur transportasi. Artinya gini, kalau jalur transportasi hidup ya ekonomi juga hidup lagi di sini,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa (2/12/2025).
Menurut dia, pemulihan bisa dilakukan dengan membangun jembatan baru dengan kaki yang lebih tinggi atau merapikan aliran Kali Pesanggrahan agar jalan kembali dapat dilalui.
“Kalau bisa jembatan dulu lah, atau apanya dirapikan dulu gitu sebagai jalur transportasi karena yang kita pengen supaya akses dan komunikasi sama Pasir Putih gampang,” lanjut Naserih.
Sebelum banjir menutup akses, banyak warga membuka warung kecil dan warung kopi yang mengandalkan pembeli dari pengendara yang melintas dari Pasir Putih ke Bulak Barat.
Namun sejak jalan terputus lebih dari tiga tahun, aktivitas ekonomi merosot dan warung-warung itu sebagian besar tutup.
“Karena jalur mati, yang punya warung-warung kecil juga pada tutup karena enggak ada yang beli. Orang lewat juga jarang padahal kan warga berharapnya jalan sini ramai,” ucap Naserih.
Harapan serupa datang dari Nurjidah (59), pemilik warung nasi yang rumahnya bersebelahan dengan titik genangan. Ia memilih bertahan karena lokasi tersebut strategis bagi usahanya.
Sudah 32 tahun tinggal di Bulak Barat, ia merasakan warungnya pernah ramai karena banyak warga Pasir Putih melintas untuk makan.
“Enggak mau pindah, saya sudah suka tinggal di sini. Kalau cari lapak buat usaha di pinggir jalan itu kan susah dan mahal. Saya sudah niat jualan di sini,” katanya.
Nurjidah berharap Pemkot Depok segera mengambil langkah konkret.
“Cepat-cepat Pemkot-nya dandanin akses jalan di sini, pokoknya ada akses baru deh,” tambah dia.
Berdasarkan pantauan
Kompas.com,
banjir menutup ruas jalan selebar 5–6 meter sepanjang lebih dari 200 meter. Ruas tersebut sebelumnya terhubung oleh jembatan yang kini tak bisa digunakan akibat luapan sungai.
Di tengah genangan terlihat bekas bangunan rumah, ruko, dan pabrik yang sudah dirobohkan. Salah satu sisi lahan dipasangi plang bertuliskan “Tanah ini milik/dikuasai Pemerintah Kota Depok. Dilarang memanfaatkan tanpa izin Pemerintah Kota Depok”.
Karena seluruh permukaan terendam, yang tampak hanya hamparan air dari Kali Pesanggrahan tanpa turap penahan tebing.
Di beberapa titik, endapan lumpur setebal 7–10 sentimeter menutupi badan jalan. Kondisi itu menunjukkan kedalaman banjir berbeda-beda, semakin tinggi saat mendekati wilayah Pasir Putih.
Genangan air juga bercampur tumpukan sampah yang menyebarkan bau tidak sedap, diperparah oleh aroma dari TPA Cipayung yang tak jauh dari lokasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tiga Tahun Terendam, Warga Depok Desak Pemulihan Akses Bulak Barat–Pasir Putih Megapolitan 2 Desember 2025
/data/photo/2025/12/02/692eb42c1886c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)