Saat Cold Moon terjadi, Bulan akan tampak terang benderang, terutama jika langit cerah. Fenomena ini juga akan membentuk segitiga yang bergugusan dengan bintang Pleiades dan bintang Aldebaran. Planet Jupiter akan terlihat berdekatan dengan Bulan, dan rasi bintang musim dingin Orion si Sang Pemburu juga dapat terlihat.
Sebagai Supermoon, Cold Moon dapat menyebabkan pasang surut laut sedikit lebih tinggi. Fenomena ini dikenal sebagai pasang perigean atau “king tides”. Di Indonesia, hal ini berpotensi memicu banjir rob di beberapa wilayah pesisir, seperti pantai utara Jawa, dengan kenaikan pasang surut laut sekitar 20-30 cm.
Dalam beberapa tradisi spiritual, Cold Moon dianggap sebagai waktu untuk refleksi dan introspeksi. Bulan ini mendorong individu untuk merenungkan perjalanan hidup, menilai pencapaian, dan merencanakan masa depan. Cold Moon juga sering dikaitkan dengan perayaan dan festival yang menandai akhir tahun serta awal musim dingin.
Untuk mengamati Cold Moon, tidak diperlukan peralatan khusus karena Bulan akan menjadi objek paling terang di langit malam. Namun, penggunaan teropong atau teleskop dapat membantu melihat detail kawah dan permukaannya dengan lebih jelas. Cara terbaik untuk menikmati Cold Moon adalah dengan melihatnya dari lokasi yang tinggi, lapangan terbuka, atau garis pantai yang menghadap ke timur, dengan kondisi langit cerah dan minim polusi cahaya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4557254/original/060853800_1693387827-haylee-booth-CFlFBAhEvTo-unsplash.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)