Berdiri Sejak 1960-an, Usaha Camilan Dusun Boyong Kini Jadi Oleh-Oleh Khas dan Populer di Jogja

Berdiri Sejak 1960-an, Usaha Camilan Dusun Boyong Kini Jadi Oleh-Oleh Khas dan Populer di Jogja

Purwanto menjelaskan bahwa slondok renteng produksinya dijual dalam beberapa jenis kemasan. Untuk kemasan besar dengan berat sekitar 400 gram, produk tersebut dibanderol dengan harga Rp14 ribu. Sementara untuk pembelian kiloan, slondok renteng dijual seharga Rp32 ribu per kilogram.

“Untuk slondok rentengan itu kami jual yaitu untuk kemasan besar yaitu berat kurang lebih 400gram kami jual itu 14 ribu. Untuk kiloan nanti kami jual seharga 32 ribu, itu yang kemasan rentengan besar.” jelasnya.

Ia bersyukur karena kini banyak reseller yang rutin mengambil produk dari rumah produksinya. Sebagian menjual langsung ke konsumen, sementara sebagian lainnya menyetorkannya ke pusat oleh-oleh di berbagai daerah.

“Jadi alhamdulillah kami banyak reseller reseller yang ngambilin di tempat kami nanti ada yang langsung dijual sendiri ada, yang di setorkan ke pusat oleh-oleh juga banyak,“ katanya.

“Kami ini yang konsisten itu kami (menjualnya) hingga ke daerah Banyumas, Purwokerto,” sambungnya.

Meski permintaan semakin meningkat, Purwanto tetap memilih fokus pada produksi dan menjaga kualitas. Ia menyerahkan penjualan online sepenuhnya kepada para reseller yang jumlahnya saat ini mencapai lebih dari 30 orang aktif.

“Kami cuma jualan offline di rumah. Jadi, kalo yang jualan online itu reseller reseller kami. Jadi kami tetap konsen ke produksinya. Jadi karena Alhamdulillah pasaran sudah ada, makanya kami fokus untuk meningkatkan mutu produksinya. Reseller kami sekitar 30-an lebih yang konsisten terus, untuk yang harian ada , ada yang seminggu 3 kali ada, seminggu sekali ada, sebulan sekali juga ada, jadi Alhamdulillah ada,” ujarnya.

Purwanto menambahkan bahwa slondok renteng produksinya memiliki daya simpan yang cukup panjang. Menurutnya, produk tersebut sebenarnya mampu bertahan hingga dua bulan setengah. Akan tetapi, ia menekankan jika produknya hanya bisa bertahan 2 bulan saja demi mempertahankan kualitas slondok itu sendiri.

“itu sampai dua bulan setengah, namun untuk lebih amannya kami 2 bulan aja dan juga produk kami juga ada ijin dari PIRT dan sertifikasi halal,” lanjutnya.