Jakarta (ANTARA) –
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan tanggapan terkait data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mencatat sebanyak 1,5 persen penduduk Jakarta yang berusia di atas 15 tahun mengalami depresi.
Tanggapan itu disampaikan oleh Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik ChicoHakim.
Dia menyebutkan Pemprov DKI mengapresiasi data tersebut. Namun, dia juga menilai angka tersebut menjadi pengingat bagi Pemerintah Jakarta bahwa tekanan kehidupan di ibu kota memang nyata.
“Dan kami terus bekerja keras untuk menekan angka tersebut,” jelas Chico melalui pesan singkat, Senin.
Lebih lanjut, dia menekankan data tersebut tidak ada kaitannya dengan hasil survei internasional Time Out 2025 yang menempatkan Jakarta sebagai kota paling bahagia ke-18 di dunia.
Dia menjabarkan penilaian survei itu berdasarkan keberagaman kuliner, keramahan warga, akses hiburan, ruang terbuka hijau, dan semangat gotong royong.
“Jadi, bukan pengukuran langsung tingkat depresi. Jakarta memang punya banyak alasan untuk dibanggakan dan dicintai warganya, tapi kami tetap aware, ada segmen masyarakat yang sedang berjuang dengan kesehatan jiwa,” ungkap Chico.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Pemprov DKI sudah menyiapkan sejumlah program nyata, antara lain JakCare yang menyediakan layanan konsultasi psikologis gratis 24 jam via telepon di 0800-150-0119.
Selain itu, ada pula aplikasi JAKI Skrining kesehatan jiwa gratis melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di puskesmas dan posyandu. Program ini pun sudah menjangkau ratusan ribu warga.
Kemudian, ada edukasi dan workshop kesehatan mental di sekolah-sekolah dan komunitas.
“Pemerintah Jakarta juga melakukan penguatan tenaga psikolog klinis di puskesmas kecamatan. Kami terus tingkatkan akses dan kurangi stigma, karena Jakarta yang bahagia itu bukan cuma slogan, tapi juga ketika setiap warganya merasa didengar dan didukung,” tutur Chico.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
