9 Warganya yang Depresi di Atas Rata-rata Nasional, Rano Karno: Tapi Jakarta Kota Bahagia Megapolitan

9
                    
                        Warganya yang Depresi di Atas Rata-rata Nasional, Rano Karno: Tapi Jakarta Kota Bahagia
                        Megapolitan

Warganya yang Depresi di Atas Rata-rata Nasional, Rano Karno: Tapi Jakarta Kota Bahagia
Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Gubernur Jakarta
Rano Karno
menanggapi data Kementerian Kesehatan yang menyebutkan bahwa 1,5 persen penduduk Jakarta berusia di atas 15 tahun mengalami
depresi
, angka yang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
Rano membandingkan temuan tersebut dengan predikat Jakarta yang belum lama ini dinobatkan sebagai kota paling bahagia peringkat ke-18 di dunia.
“Ya, tapi Jakarta
kota bahagia
loh,” ucap Rano di Balai Kota Jakarta, Sabtu (22/11/2025) sore.
Menurut Rano, angka depresi tersebut perlu dipahami secara lebih mendalam dengan melihat perbedaan kondisi setiap wilayah di Jakarta. Ia menilai tidak tepat jika seluruh kota disimpulkan mengalami tingkat depresi yang tinggi.
“Enggak mungkin yang namanya
clear
(kota depresi). Itu yang namanya depresi itu wilayah, beberapa wilayah mungkin iya, tapi enggak bisa secara keseluruhan gitu. Harus kita survei,” jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan prevalensi depresi penduduk usia di atas 15 tahun di Jakarta mencapai 1,5 persen, sedikit di atas angka nasional yang berada di 1,4 persen.
“Terkait data gangguan depresi, rata-rata nasional 1,4 persen, DKI Jakarta sedikit lebih tinggi yaitu 1,5 persen,” kata Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes, Yunita Arihandayani, Sabtu.
Masalah kesehatan jiwa pada kelompok usia di atas 15 tahun juga menempati peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi secara nasional.
Provinsi Jawa Barat tercatat memiliki angka masalah kesehatan jiwa tertinggi, yakni 4,4 persen, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 2 persen.
“Secara nasional rata-ratanya dua persen. DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, yaitu 2,2 persen,” ujar Yunita.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.