Bertahun-tahun Tanpa Perpustakaan, Murid di Pandeglang Kini Temukan Dunia Lewat Buku Regional 19 November 2025

Bertahun-tahun Tanpa Perpustakaan, Murid di Pandeglang Kini Temukan Dunia Lewat Buku
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 November 2025

Bertahun-tahun Tanpa Perpustakaan, Murid di Pandeglang Kini Temukan Dunia Lewat Buku
Tim Redaksi
PANDEGLANG, KOMPAS.com
— Tangan Syahira (11) pelan menyusuri halaman buku bergambar tata surya. Di sebelahnya, Zahroh (11) dan Hafsah (11) membaca buku ekosistem serangga dengan serius.
Siang itu, ruang kelas
MI Hidayatul Mubtadi-ien
, Kecamatan Sobang, Kabupaten
Pandeglang
, berubah menjadi tempat paling hidup. Bukan oleh riuh gaduh, melainkan rasa kagum anak-anak kelas VI yang baru merasakan membaca
buku
umum, selain buku pelajaran di sekolah.
“Senang banget, biasanya cuma baca buku pelajaran saja,” kata Syahira, kepada Kompas.com di ruang kelas 6 MI Hidayatul Mubtadi-ien, Rabu (19/11/2025).
Zahroh dan Hafsah mengangguk. Mereka mengaku baru tahu membaca di sekolah bisa semenarik itu.
“Kalau di rumah sih biasa baca, ada komik, tapi ini bacanya di sekolah bareng-bareng teman yang lain,” seru, kata Hafsah.
Tak jauh dari mereka, ada Zayed (12) yang memegang buku bergambar satwa. Dia sempat ragu sebelum mulai membaca perlahan.
“Saya jarang baca buku karena tidak ada bukunya. Tapi sekarang saya mau rajin baca,” ucap dia setelah membuka lembar demi lembar halaman buku.
Sejak duduk di bangku kelas 1, para siswa di sekolah ini belum pernah berkunjung ke
perpustakaan
. Bukan karena jauh, tapi karena sekolah tidak memilikinya.
Di setiap kelas memang ada pojok baca, tapi hanya lemari saja dan beberapa lembar buku pelajaran isinya.
Selama ini, satu-satunya bacaan mereka hanyalah buku pelajaran sumbangan dari Kementerian Agama dan juga dana BOS.
Namun hari ini, ribuan buku bacaan hadir melalui program
Jagat Literasi
, rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun Kompas.com ke-30.
Buku-buku itu berasal dari donasi pembaca Kompas.com, setelah sebelumnya relawan datang melalui kegiatan mengajar untuk berbagi inspirasi membaca.
Ketika paket buku datang dan dibuka di dalam kelas, di depan murid, mereka spontan berebut memilih bacaan. Tak ada instruksi dari guru. Tanpa disuruh, mereka duduk dan langsung membaca.
Kepala MI Hidayatul Mubtadiien, Abdul Manaf, menyebut bantuan buku ini sebagai momen bersejarah bagi sekolahnya.
“Buku sudah sampai dan mereka sangat antusias. Dari dulu belum ada, sangat sulit sekali untuk buku umum, buku yang menarik minat baca murid, dari Kompas ini pertama kalinya (sumbang buku umum),” ujarnya.
Dia berharap kehadiran buku-buku ini menjadi awal kebiasaan baru di sekolah.
“Mudah-mudahan anak-anak semakin rajin membaca. Kami insyaallah akan buat rak atau lemari penyimpanan buku. Yang sedikit ini jadi awal, nanti bertambah,” kata Manaf.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.