Jakarta, Beritasatu.com – Perseteruan antara Ruben Onsu dan Sarwendah kembali memanas setelah seorang debt collector datang ke rumah Sarwendah untuk menagih cicilan mobil Range Rover milik Ruben. Kedatangan penagih utang ke alamat yang tidak berkaitan dengan kontrak pembelian itulah yang memicu ketegangan kedua belah pihak.
Kuasa hukum Sarwendah, Chris Sam Siwu dan Abraham Simon, mengatakan bahwa klien mereka kaget dan ketakutan ketika didatangi debt collector, mengingat ia bukan debitur dan tidak memiliki hubungan hukum apa pun dengan pihak penagih utang.
Pernyataan ini kemudian ditanggapi keras oleh kuasa hukum Ruben Onsu, Minola Sebayang. Ia menegaskan rumah Sarwendah tidak pernah dicantumkan dalam perjanjian pembelian kendaraan, sehingga kedatangan penagih utang ke rumah tersebut bukan tanggung jawab Ruben. Minola juga menilai pernyataan dari pihak Sarwendah berpotensi menyudutkan kliennya.
Menanggapi hal itu, Chris Sam Siwu dan Abraham Simon kembali memberikan klarifikasi pada Rabu (19/11/2025). Mereka menegaskan tidak ada niat menjelekkan Ruben, dan alasan mereka berbicara ke media semata-mata karena Sarwendah merasa terancam sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki hubungan dengan kredit mobil tersebut.
“Tujuan kami menyampaikan itu hanya satu, agar klien kami tidak lagi didatangi debt collector. Tidak ada maksud lain,” kata Chris Sam Siwu dalam keterangan pers.
Mereka menambahkan bahwa ketakutan Sarwendah sangat wajar karena ia tidak terikat dengan bank maupun pihak leasing. Kunjungan debt collector ke rumahnya justru membuat kondisi psikologis klien mereka terganggu.
“Klien kami seorang ibu rumah tangga. Ketakutannya nyata. Kami sampaikan hal ini karena tidak ada kanal lain untuk menghentikan kedatangan mereka,” ujarnya.
Kuasa hukum Sarwendah juga mengkritik respons pihak Ruben yang dinilai melebar ke isu-isu lain, termasuk persoalan nafkah dan anak, padahal mereka sejak awal hanya mengangkat satu masalah: kedatangan debt collector ke rumah yang tidak terkait dalam kontrak.
“Kami bicara soal debt collector, tetapi dibalas dengan hal-hal lain yang melebar. Itu yang membuat kami harus memberikan klarifikasi,” tambahnya.
Mereka kembali menegaskan bahwa penyampaian informasi soal debt collector bukan upaya menyerang Ruben, melainkan bentuk perlindungan terhadap kondisi psikologis Sarwendah.
