Jakarta (ANTARA) – Perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi PT Vale Indonesia Tbk mencatat pendapatan sebesar 278,6 juta dolar AS atau Rp4,6 triliun (kurs Rp16.630) pada triwulan ketiga 2025, dengan harga rata-rata realisasi nikel matte 12.272 dolar AS per ton.
“Kinerja kami mencerminkan dedikasi tim kami dan ketangguhan operasi kami dalam terus beradaptasi dan memberikan nilai di tengah dinamika pasar,” ucap Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Vale Bernardus Irmanto, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Kamis.
Untuk periode sembilan bulan, total pendapatan mencapai 705,4 juta dolar AS atau sekitar Rp11,73 triliun, relatif sejalan dengan 708,6 juta dolar AS yang tercatat pada periode yang sama tahun 2024.
Perseroan juga mencatat peningkatan signifikan dalam profitabilitas, dengan EBITDA naik menjadi 74,6 juta dolar AS pada triwulan ketiga 2025 dari 40 juta dolar AS pada triwulan kedua 2025, dan laba bersih meningkat menjadi 27,2 juta dolar AS dari 3,5 juta dolar AS pada triwulan sebelumnya.
Bernardus menilai capaian-capaian tersebut didukung oleh peningkatan kinerja produksi dan keberhasilan dimulainya operasi di lokasi Bahodopi.
Produksi nikel dalam matte mencapai 19.391 metrik ton. Untuk sembilan bulan pertama tahun 2025, total produksi mencapai 54.975 metrik ton.
Selain operasi utama nikel matte, lanjut dia, PT Vale juga memperkuat portofolio komersial dengan penjualan perdana bijih nikel saprolit dari Blok Bahodopi dan Pomalaa. Awalnya direncanakan pada triwulan keempat, namun tambang Bahodopi berhasil melakukan pengiriman lebih awal pada Juli 2025.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
