Pemicu Gerakan Tanah Merayap di Jatigede Sumedang, Warga Diminta Waspada dan Cek Berkala Retakan Bangunan

Pemicu Gerakan Tanah Merayap di Jatigede Sumedang, Warga Diminta Waspada dan Cek Berkala Retakan Bangunan

Gerakan tanah yang terjadi berupa rayapan yang bergerak lambat. Gerakan tanah ini ditandai dengan munculnya retakan, nendatan dan amblasan pada permukaan tanah dan lantai bangunan.

Arah umum gerakan tanah ke arah timur – tenggara, dijumpai retakan dengan lebar 1 – 3 cm dan amblas sedalam 10 – 20 cm membentuk pola arah barat daya – timur laut sepanjang 50 meter berkembang membentuk tapal kuda (mahkota longsoran) yang menyebabkan kerusakan pada bangunan.

“Gerakan tanah ini berpotensi berkembang menjadi longsoran cepat jika tidak ditanggulangi,” sebut Wafid. Dampak gerakan tanah menyebabkan satu rumah warga yang sudah ditinggalkan penghuninya mengalami rusak berat dan satu sekolah yang terdiri dari enam bangunan mengalami retak-retak atau kategori rusak ringan – berat. Ditambah empat bangunan rumah terancam.

Berdasarkan peta zona kerentanan gerakan tanah Kabupaten Sumedang dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), lokasi bencana berada pada zona kerentanan gerakan tanah menengah.

“Daerah ini mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan,” ungkap Wafid.

Berdasarkan peta prakiraan wilayah terjadinya gerakan tanah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada bulan September 2025, daerah bencana terletak pada prakiraan gerakan tanah menengah-tinggi, artinya daerah yang berpotensi menengah-tinggi untuk terjadinya gerakan tanah.

Pada daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan, serta gerakan tanah lama dapat aktif kembali.