Liputan6.com, Makkah – Mentari mulai memerah, gumpalan awan putih perlahan pudar menjadi jingga seolah menampakkan lukisan senja yang nyata di langit Kota Makkah. Embusan angin bertiup sepoi-sepoi di Jalan Ajyad yang tak pernah sepi, di sini jemaah umrah datang silih berganti. Deru debu dan desing mesin bus tak pernah mati, seperti lantunan doa dalam tawaf yang tak pernah berhenti.
Sore itu beberapa bus rombongan jemaah umrah mulai bergegas ke arah barat. Melewati jalan menanjak, yang terlihat adalah bukit-bukit dan gedung perhotelan. Tentu ada yang istimewa yang mereka cari: keindahan matahari terbenam di Jabal Khandamah.
Jabal Khandamah, begitu orang-orang menyebutnya. Sebuah bukit yang menawarkan sisi lain keindahan Kota Makkah menjelang malam hari. Bukit ini menjadi jalur yang dilalui Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar Ash-Shiddiq saat melakukan perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah.
Lokasi ini juga pernah menjadi saksi bisu boikot yang dilakukan oleh kaum Quraisy terhadap Bani Hasyim dan Bani Muthalib selama tiga tahun, yang membuat umat Islam mengalami kesulitan dan kelaparan. Saat Fathu Makkah, pasukan Muslim memasuki kota dari berbagai arah, termasuk dari arah Jabal Khandamah.
Dari Masjidil Haram untuk sampai ke lokasi Jabal Khandamah hanya dibutuhkan waktu kurang dari 20 menit, dengan menempuh jarak sekitar 8 km ke sisi timur Kakbah. Dari atas Jabal Khandamah jemaah bisa melihat dan menikmati sisi lain keindahan kota Makkah dan Masjidil Haram.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5396671/original/012360000_1761761162-Jabal_Khandamah_8.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)