Sangihe, Beritasatu.com – Berkunjung ke Kota Tahuna, wisatawan akan disambut oleh pemandangan tugu mercusuar tua yang berdiri kokoh di kawasan Pelabuhan Tua atau dikenal juga sebagai Pelabuhan Tahuna Lama, di Jalan Raya Boulevard.
Bangunan bersejarah itu kini dikenal sebagai Tugu Malahasa, simbol kejayaan perdagangan masyarakat Sangihe di masa lampau.
Pada masa silam, kawasan Pelabuhan Tua Tahuna merupakan jalur perdagangan antarnegeri yang ramai. Kopra menjadi komoditas utama dan sumber pendapatan masyarakat Sangihe.
Untuk mengenang masa kejayaan itu, pada awal 2018, pemerintah daerah menghiasi tugu tersebut dengan lukisan proses pembuatan kopra serta motif batik khas Sangihe, menjadikannya ikon budaya dan wisata.
Berdasarkan hasil kajian tim ahli cagar budaya Kabupaten Kepulauan Sangihe, tugu tersebut ditetapkan sebagai Menara Suar Malahasa yang memiliki nilai sejarah penting bagi daerah.
Penetapan ini dilakukan setelah adanya usulan resmi dari Tim Pendaftar Cagar Budaya.
“Tugu ini harus dijaga dan dilestarikan sebagai ikon daerah Sangihe. Kami mengimbau masyarakat agar tidak merusak atau mengubah bentuknya,” ujar Sekretaris Bidang Kebudayaan Kabupaten Sangihe Dharma Abast kepada wartawan, Senin (27/10/2025).
Ia menambahkan, Tugu Malahasa kini dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, sehingga perubahan bentuk atau perusakan terhadapnya dilarang keras.
Kini, Tugu Malahasa menjadi salah satu ikon wisata sejarah Kota Tahuna. Setiap sore, kawasan ini ramai dikunjungi warga lokal dan wisatawan yang datang untuk menikmati panorama laut, bersantai, dan mengabadikan keindahan tugu bersejarah tersebut.
Dengan perpaduan nilai sejarah dan keindahan pesisir, Tugu Malahasa bukan hanya simbol masa lalu, tetapi juga kebanggaan baru bagi masyarakat Sangihe.
