Balita di Mamuju Hilang Diduga Terseret Ombak, Pencarian Terkendala Cuaca Buruk Regional 27 Oktober 2025

Balita di Mamuju Hilang Diduga Terseret Ombak, Pencarian Terkendala Cuaca Buruk
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Oktober 2025

Balita di Mamuju Hilang Diduga Terseret Ombak, Pencarian Terkendala Cuaca Buruk
Tim Redaksi
MAMUJU, KOMPAS.com
— Seorang balita bernama Al Fatih (3) dinyatakan hilang usai diduga terseret air laut saat berada di tepi pantai Pulau Saboyang, Kecamatan Kepulauan Balabalakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
Al Fatih pertama kali dinyatakan menghilang pada Senin (20/10/2025) sore.
Sebelum menghilang, Al Fatih masih terlihat bermain di sekitar rumahnya yang dekat dengan pantai.
Tim Satpolair Polresta Mamuju bersama Basarnas telah melakukan pencarian terhadap korban sejak Jumat (24/10/2025). Namun hingga kini, pencarian belum membuahkan hasil.
Kasat Polair Polresta Mamuju AKP Nurdin mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pencarian dengan menyisir area sekitar perairan Pulau Saboyang dan sekitarnya.
Namun kondisi cuaca ekstrem seperti angin kencang dan hujan deras membuat pencarian terpaksa dihentikan.
Tim Satpolair, kata Nurdin, terpaksa menuju Pulau Tapilagaan untuk berlindung dari badai yang sempat terjadi saat proses pencarian.
“Kami tetap berupaya maksimal dan akan melanjutkan pencarian begitu kondisi cuaca kembali memungkinkan. Keselamatan personel dan masyarakat menjadi prioritas utama,” kata Nurdin, Minggu (26/10/2025).
Kepala Kantor Basarnas Mamuju Mahmud Afandi mengatakan bahwa tim Basarnas memulai pencarian pada Minggu (26/10/2025) sejak pukul 07.00 Wita dan berakhir pada pukul 18.00 Wita.
Dalam proses pencarian, tim Basarnas dibagi menjadi dua dengan menggunakan dua unit Rigid Inflatable Boat (RIB) atau perahu karet kaku.
“(Tim) SRU I menggunakan RIB 02 melakukan penyisiran sejauh 45 nautical mile, sementara SRU II menggunakan RIB 01 menyisir sejauh 50 nautical mile arah barat daya sesuai dengan peta pencarian (SAR Map),” kata Mahmud dalam keterangan resminya.
Mahmud mengungkapkan, saat proses pencarian di sekitar Pulau Saboyang, kondisi cuaca di lokasi pencarian sedang berangin dari arah timur laut hingga barat, hujan dengan intensitas tinggi, serta tinggi gelombang air laut mencapai 1,25 hingga 2,5 meter.
Kondisi ini, kata Mahmud, turut memengaruhi proses pencarian. Ia menambahkan bahwa proses pencarian pada Senin (27/10/2025) akan diperluas hingga ke perairan Majene.
Pencarian akan dimulai di Dermaga Dekking, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
“Operasi SAR akan terus dilanjutkan hingga korban ditemukan. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait dan masyarakat setempat untuk memperluas area pencarian,” tandas Mahmud.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.