Jakarta (ANTARA) – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menegaskan komitmennya dalam mendorong pengembangan dan hilirisasi tepung singkong termodifikasi atau modified cassava flour (mocaf) sebagai alternatif pengganti gandum impor.
Dalam kunjungan kerja ke salah satu produsen mocaf di Banjarnegara, Jawa Tengah, Sekretaris Kementerian UMKM Arif Rahman Hakim mengatakan mocaf memiliki potensi besar sebagai bahan baku pengganti tepung terigu.
“UMKM mocaf bisa naik kelas melalui peningkatan kapasitas produksi dan pendampingan yang berkelanjutan. Dengan begitu, akan terbentuk ekosistem produksi dari hulu ke hilir yang menghasilkan produk berstandar tinggi dan berdaya saing di pasar,” kata Arif dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu.
Sebagai bentuk dukungan, Arief mengatakan Kementerian UMKM akan menyediakan berbagai skema pembiayaan dan membangun rantai pasok bersama para pemangku kepentingan untuk memperkuat industri olahan singkong.
Indonesia masih bergantung pada impor gandum, karena kondisi agroekosistem yang tidak mendukung budidaya tanaman tersebut. Mocaf, yang berbahan dasar singkong, menawarkan solusi lokal dengan potensi pasar global.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi singkong di tujuh wilayah Jawa Tengah mencapai 2,55 juta ton pada 2023, menjadikan Banjarnegara sebagai salah satu sentra utama.
Salah satu produsen mocaf di Banjarnegara mampu menghasilkan antara 60 ton hingga 100 ton per bulan, dengan jangkauan pemasaran yang telah meluas ke berbagai wilayah di Indonesia seperti Jawa Barat, Sumatera, dan Sulawesi, serta berhasil menembus pasar ekspor ke Arab Saudi dan Dubai.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
