Kejayaan Mangga Probolinggo Memudar, Petani dan Pedagang Kini Hanya Bisa Bernostalgia
Tim Redaksi
PROBOLINGGO, KOMPAS.com
– Mangga yang dulu menjadi kebanggaan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur kini tinggal kenangan.
Seorang mantan pedagang mangga, Andi Suryanto Wibowo menyebut bahwa keberadaan mangga asli Probolinggo kini semakin langka dan hanya tinggal sebagai ikon di kota tersebut.
“Dulu, mangga dari Probolinggo dikenal memiliki rasa manis dan tekstur tepung khas, seperti varietas manalagi dan arum manis,” kata Andi kepada
Kompas.com
, Kamis (23/10/2025).
Andi mengenang, pada era 1980-an, mangga khas Kabupaten Prooblinggo ini bahkan diekspor ke Jepang, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Saat itu, mangga menjadi simbol kejayaan Kabupaten Probolinggo dan menjadi komoditas yang sangat dibanggakan.
“Namun, kini kondisi berbeda. Banyak warga yang sudah jarang menanam pohon mangga. Bahkan, keberadaan pohon mangga di wilayah ini semakin menyusut,” kata Andi.
Pedagang dari luar kota pun mulai menjual mangga yang diklaim berasal dari Probolinggo, padahal data dan kualitasnya berbeda.
“Sekarang tinggal ikon dan nama saja. Stok mangga asli Probolinggo sudah sangat terbatas, bahkan hampir tidak ada,” ujar Andi.
Selain faktor penurunan jumlah pohon, tanah dan iklim di Kabupaten Probolinggo memang berbeda dengan daerah sekitar seperti Pasuruan.
Mangga yang ditanam di tanah Probolinggo terasa lebih manis dan memiliki tekstur tepung, sementara di daerah lain rasanya sudah berbeda, menandakan bahwa tanah di Probolinggo memang memiliki keunikan tersendiri.
Dulu, pohon mangga menyebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Probolinggo, bahkan di desa-desa kecil.
Banyak warga yang aktif menanam dan memanen mangga, termasuk keluarga Andi yang setiap musim mengantar mangga hasil kebun mereka ke pasar.
Ia juga menjual mangga ke luar kota bersama sang ayah.
Sayangnya, kini kondisi tersebut mulai pudar. Pedagang mangga asli dari Probolinggo pun semakin jarang.
Banyak pedagang dari luar kota yang datang dan menjual mangga, tetapi kualitasnya tidak sekuat dan seautentik mangga dari Probolinggo.
Andi pun berharap, pemerintah dan masyarakat kembali membangkitkan kejayaan mangga Probolinggo.
Ia mengusulkan agar program “satu rumah satu pohon mangga” digalakkan. Bahkan, Bumdes (badan usaha milik desa) diharapkan bisa turut andil dalam mengembalikan kejayaan mangga ini.
“Dulu, di Desa Klaseman, Gending, ada UD 66 yang mengekspor mangga. Bahkan, pengusaha Jepang pernah datang langsung ke Probolinggo untuk melihat kualitas mangga kita. Sekarang, pedagang dari luar pun lebih banyak daripada petani asli,” kata dia.
Andi yang kini sudah berganti profesi berharap agar mangga Probolinggo kembali berjaya dan dikenal luas.
Sebab, mangga bukan hanya sekadar buah, tetapi juga bagian dari identitas dan kejayaan Kabupaten Probolinggo di masa lalu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kejayaan Mangga Probolinggo Memudar, Petani dan Pedagang Kini Hanya Bisa Bernostalgia Surabaya 23 Oktober 2025
/data/photo/2025/10/23/68fa240b3507d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)