Wacana Tarif Bus Transjakarta Naik, Setujukah Pengguna? Megapolitan 17 Oktober 2025

Wacana Tarif Bus Transjakarta Naik, Setujukah Pengguna?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

Wacana Tarif Bus Transjakarta Naik, Setujukah Pengguna?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah pengguna Transjakarta mengaku tidak berkeberatan jika tarif transportasi umum tersebut naik.
Pengguna bus Transjakarta, Fadil (29), tidak masalah tarifnya naik asalkan tidak terlalu tinggi.
“Ya paling naik (jadi) berapa ya? Rp 4.000 kali ya,” ucap dia saat diwawancarai
Kompas.com,
 Jumat (17/10/2025).
Senada, Bayu (23) pengguna Transjakarta di Halte Puri Beta 2, memperkirakan tarif idealnya Rp 5.000.
“Sekarang Rp 3.500, kalau di bawah pukil 07.00 WIB pagi itu Rp 2.000. Mungkin Rp 5.000 masih harga yang cocok sih,” kata dia.
Cahyo (27), pengguna Transjakarta di Halte CSW menambahkan, jika tarif naik terlalu tinggi, justru akan membuat penumpang berpaling.
“Mentok-mentok ya, Rp 5.000 lah. Jangan sampai Rp10.000 juga, justru kemungkinan bisa menurunkan jumlah penumpang sih itu,” ujar dia.
Meski begitu, ia juga menyarankan agar subsidi untuk transportasi umum bisa dialihkan dari tunjangan para pejabat.
“Daripada buat tunjangan rumah pejabat yang sampai puluhan juta, mending buat subsidi transportasi rakyat,” ucap Cahyo.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang mengkaji kemungkinan kenaikan tarif Transjakarta dan transportasi umum lainnya.
Kajian ini dilakukan setelah Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat untuk DKI Jakarta dipangkas sebesar Rp 15 triliun.
“Mengenai kenaikan (tarif Transjakarta dan transum), itu kan saya sampaikan sebelum DBH-nya dipotong. Nah, sekarang ini kami belum memutuskan apa pun, akan melakukan kajian,” ucap Pramono saat ditemui di wilayah Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2025).
Pramono menegaskan, belum ada keputusan untuk menaikkan tarif. Pemerintah masih menghitung kondisi keuangan daerah dan dampaknya bagi masyarakat.
“Karena bagaimanapun nanti pada saatnya tentunya kami akan melihat apakah perlu ada penyesuaian atau enggak,” kata dia. 
Menurut Pramono, tarif transportasi umum di Jakarta saat ini tergolong paling murah dibandingkan daerah lain.
Warga Jakarta hanya membayar Rp 3.500 untuk naik Transjakarta, padahal biaya sebenarnya jauh lebih besar.
Hal ini karena subsidi transportasi di Jakarta sangat besar, bahkan mencapai sekitar Rp 15.000 per penumpang.
Oleh karena itu, pemerintah daerah akan meninjau kembali besarnya subsidi agar sesuai dengan kemampuan keuangan setelah DBH dipangkas.
Kajian tersebut dilakukan untuk menyesuaikan kondisi keuangan daerah yang tertekan akibat pemangkasan DBH. Meski begitu, Pramono memastikan kajian ini tidak serta-merta berarti tarif Transjakarta akan naik.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.