Panen Padi Demak Tembus 10 Ton per Hektare, Taj Yasin Optimis Jateng Nomor Wahid Lumbung Pangan Nasional
Tim Redaksi
DEMAK, KOMPAS.com –
Di tengah cuaca yang tidak menentu, berkah panen melimpah justru dirasakan para petani di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Salah satunya adalah Rianto (49), warga Desa Tlogorejo, Kecamatan Wonosalam, yang berhasil menjadi pemenang dalam ajang lomba Panen Raya Padi 10 Ton Per Hektare, dengan hasil panen yang diukur mencapai 13,8 ton per hektare.
Capaian panen padi yang melimpah di Demak ini membuat Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen optimis terhadap ketahanan pangan.
“Alhamdulillah untuk musim ini luar biasa, ya hitungan tonnya itu melebihi gitu. Ini dapat tiga kambing,” ujar Riyanto, dikonfirmasi Kamis (16/10/2025).
Hasil kemenangan itu didapat dari metode ubinan atau uji sampel sebagian tanaman padi miliknya, apabila dikalkulasi luasan satu hektare mampu panen 13,8 ton.
“Satu hektar kalau dihitung 13,8 ton, itu kan ubinannya 2,5 (kali 2,5) meter persegi mendapat 9,2,” jelasnya.
Riyanto sendiri mengaku hanya memiliki lahan seluas satu bahu (sebutan untuk sepetak sawah dengan ukuran tidak menentu). Namun ia merasa bersyukur karena panen musim ini melimpah.
Dari hasil panen sebelum yang berkisar 5 ton per bahu, kini diperkirakan meningkat lebih dari 7 ton.
“Biasanya satu bahunya dapat lima ton, ini lebih banyak,” ujarnya
Riyanto menambahkan, peningkatan panen di sawah miliknya didukung dengan cuaca kemarau, pupuk, dan irigasi dari Sungai Jajar.
“Di samping cuaca iklim, juga obat pupuk ditambah. Alhamdulillah pengairan bagus, dikarenakan nyedot dari Sungai Jajar pakai pompa,” tutup Riyanto.
Gelaran panen raya secara simbolis di Desa Tlogorejo juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen dan Bupati Demak Eisti’anah.
Taj Yasin menyampaikan rasa syukurnya karena ketahan pangan di Jateng terus meningkat.
“Alhamdulillah, jadi ketahanan pangan saat ini di Jawa Tengah sudah ada, kendala kita hanya beberapa, yang pertama adalah pengurangan lahan, akan tetapi lahan yang sudah ada ini kita maksimalkan,” kata Tak Yasin, usai menghadiri acara, Rabu.
Dia menyoroti area persawahan di Demak yang sebelumnya terkendala irigasi dah lahan tergenang yang kini bisa ditanam lagi.
“Kemarin-kemarin banyak lahan yang belum bisa dikerjakan, Alhamdulillah khususnya di Kabupaten Demak ini sudah ada ribuan hektare yang bisa ditanam lagi, akibat dari saluran persawahan yang kurang baik, kita bangun, kita perbaiki, irigasi kita perbaiki,” tuturnya.
Selain itu, tanam padi melimpah juga didukung oleh perusahaan penyedia bibit dan pupuk swasta sehingga satu hektare sawah kini mampu panen 10 ton dari sebelumnya yang kurang dari jumlah tersebut.
Dengan hasil tersebut, Taj Yasin optimis ketahanan pangan di Jateng ke depan menjadi nomor secara nasional.
“Ini artinya apa, kita yakin untuk surplus di Jawa Tengah untuk pertanian bisa kita capai dengan baik, dan semoga bisa naik level, yang kemarin masih juara dua kita menjadi juara satu,” katanya.
Dia menambahkan, Pemerintah Provinsi Jateng targetkan panen padi 11 juta ton pada tahun 2025.
“Hasil padinya selama satu tahun hampir 11 juta ton, jadi kita sudah nomor dua. Ini pertengahan kemarin ya, nanti bisa berlanjut bisa naik,” tutup Taj Yasin.
Sementara Bupati Demak Eisti’anah, mengatakan meningkatkan produktivitas pertanian padi 10 ton per hektare merupakan capaian yang luar biasa dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Capaian ini tentu tidak lepas dari peran para petani, dukungan teknologi pertanian, penyuluhan pertanian serta sinergi pemerintah daerah dan pusat,” kata Eisti’anah.
Dia juga menyinggung pembangunan fisikal Demak yang difokuskan ke irigasi untuk mencegah banjir dan mendukung kebutuhan air petani sesuai kemampuan Pemda.
“Jadi bisa dilihat tahun ini Demak memang kita pembangunannya banyak di normalisasi, selain untuk mencegah banjir ini juga sebagai upaya pengairan di persawahan,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Demak, Agus Herawan, menyatakan panen padi di Demak kini sudah mencapai 69.000 hektare melebihi target tahun ini.
“Tahun 2025 kita sekitar 51.000 hektare, ini sudah 69.000 ribu hektare dari Januari sampai ini MT1, 2 dan 3,” kara Agus.
Ditambahkannya, pencapaian berlebih ini dikarenakan beberapa petani bisa menanam padi pada musim tanam ketiga atau MT3.
Sebagai informasi musim tanam di Demak dikenal dengan MT1, MT2, dan MT3. Pada musim tanam pertama dan kedua sawah ditanam padi sedangkan untuk musim tanam ketiga atau MT3 petani biasanya hanya bisa menanam palawija yang hemat air karena bertepatan musim kemarau dan minimnya pasokan irigasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Panen Padi Demak Tembus 10 Ton per Hektare, Taj Yasin Optimis Jateng Nomor Wahid Lumbung Pangan Nasional Regional 16 Oktober 2025
/data/photo/2025/10/16/68f0a61a5849f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)