Warteg di Jaksel Masih Jual Menu Rp 10.000, Dapat Telur dan Sayur Megapolitan 15 Oktober 2025

Warteg di Jaksel Masih Jual Menu Rp 10.000, Dapat Telur dan Sayur
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Oktober 2025

Warteg di Jaksel Masih Jual Menu Rp 10.000, Dapat Telur dan Sayur
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Di tengah kenaikan harga bahan pokok, sebagian pedagang warung tegal (warteg) di Jakarta masih berupaya menahan harga agar tidak kehilangan pelanggan.
Salah satunya Tirta (40), pemilik warteg di Pancoran, Jakarta Selatan, yang tetap menyediakan menu hemat seharga Rp 10.000.
Menu seharga Rp 10.000 di warteg miliknya berupa nasi, telur dan satu jenis sayur.
“Kalau Rp 10.000 itu kan, jadi nasi sama lauk ya. Kayak contoh, pakai telur balado misalnya ditambah satu kuah (sayur), misal tumis kacang ini,” kata Tirta saat ditemui
Kompas.com,
Rabu (15/10/2025).
Menurut Tirta, menu hemat Rp 10.000 itu awalnya bukan harga standar, melainkan strategi untuk menarik pelanggan di tengah persaingan ketat.
Meski begitu, keuntungan dari penjualan dengan harga tersebut sangat tipis.
Kendati demikian, Ia lebih memilih menekan margin keuntungan demi menjaga perputaran uang dan mempertahankan pelanggan.
“Cuma kadang-kadang kita mau untung besar, tapi pelanggan kurang. Kan perputaran keuangannya ini mati resikonya. Tapi kalau kita untungnya sedikit, pelanggan ramai lumayan yang penting pelanggan enggak kabur,” jelas dia.
Sedangkan untuk menu dengan lauk ayam, Ia menjual satu porsi nasi, telur, dan ayam di harga hampir Rp 20.000.
“Ya kalau misalnya telur, ayam sama nasi gitu. Ayamanya saja kan sekarang mahal ya, itu bisa kisaran antara Rp 19.000 hingga Rp 20.0000,” kata Tirta.
Sementara untuk menu nasi dan ayam tanpa telur dibanderol Rp 14.000. Tambahan sayur harganya Rp 2.000.
Meski harga bahan pokok naik, ia berusaha untuk tidak mengurangi porsi nasi atau potongan lauk.
“Nasi juga, porsi sama. Paling itu prinsipnya. Kita dapat untung dikit itu enggak masalah yang penting banyak pelanggan. Makanya untuk porsi dibiarkan aja sih. Walaupun harga pokok naik gitu ya, kalau biasa seperti itu jaga kualitas,” tambah dia.
Menurut Tirta, menu yang paling banyak dipesan pelanggan di wartegnya tetap didominasi lauk sederhana dengan harga di sekitar Rp 15.000 hinga Rp 20.000.
“Ya banyak telur, ayam, rata-rata di kisaran 15.000 sampai 20.000 ya bisa dibilang. Kadang-kadang kan ada dobel, ada udah pakai ayam, pakai telurnya. Itu kan dobel. Tapi yang umumnya segitu,” ujar dia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang utama inflasi nasional.
Pada September 2025, inflasi nasional tercatat sebesar 2,65 persen (year on year). Sementara itu, inflasi tahunan di Jakarta cenderung fluktuatif, misalnya mencapai 0,14 persen pada Januari 2025.
Dalam kondisi ini, Warung Tegal (Warteg) dengan menu Rp 10.000 per porsi (nasi, sayur, dan telur) jadi penentu kelangsungan gizi harian bagi masyarakat marginal.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.