Gempa Melonguane Sulut Berpotensi Tsunami, BMKG Imbau Masyarakat Jauhi Pantai

Gempa Melonguane Sulut Berpotensi Tsunami, BMKG Imbau Masyarakat Jauhi Pantai

 

 

Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 7,6 mengguncang wilayah Melonguane Sulut, Jumat (10/10/2025), pukul 08.43.58 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Melonguane ini berada pada koordinat 7.34LU, 126.87BT, dengan episenter gempa 371 km timur laut Melonguane Sulut.

“Kedalaman gempa 56 km,” tulis BMKG.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M7,4. Episenter gempa terletak pada koordinat 7,23° LU ; 126,83° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 275 Km arah Barat Laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, pada kedalaman 58 km.

Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Melonguane yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” kata Daryono. 

Berdasarkan informasi dari masyarakat, gempa dirasakan oleh masyarakat di daerah Tahuna dengan skala intensitas IV MMI, daerah Manado dengan skala intensitas II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. 

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa berpotensi tsunami,” katanya.

Daryono juga menegaskan, peringatan dini tsunami dikeluarkan dengan tingkat ancaman WASPADA di Kepulauan Talaud, Kota-Bitung, Minahasa-Utara Bagian Selatan, Minahasa Bagian Selatan dan Supiori. 

“Hingga pukul 09.14 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock),” katanya.

Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.

Pemerintah Propinsi/Kab/Kota yang berada pada status “Awas” diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi menyeluruh.

“Pada status ‘Siaga’ diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi, dan pada status ‘Waspada’ diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai,” katanya.