”Bagi saya, memenuhi panggilan DPP adalah sebuah kehormatan. Karena saya tidak pernah mendaftar, apalagi menggalang kekuatan untuk maju sebagai calon ketus, tidak seperti itu,” jelasnya.
Dia juga menegaskan, dirinya siap menerima tugas apa pun dari DPP. Jika diberi tugas sebagai kwtua, dia siap tempur, bahkan jika bukan ketua juga dia siap all out untuk memenangkan PDIP pada Pemilu mendatang, khususnya di Sulsel.
”Saya ini kan kader, jadi aaya siap dengan apa saja yang ditugaskan DPP kepada saya. Baik itu sebagai ketua, sekretaris, wakil ketua, Bappilu, atau posisi lainnya, saya siap. Jadi saya ini hanya menunggu instruksi dari DPP saja,” tegasnya.
Penganat politik Universitas Hasanuddin, Ali Armunanto menilai, tilujuh figur tersebut bakal menjadi kekuatan.besar bagi PDIP di Sulsel. Namun begitu, kondisi ini juga bisa menjadi ancaman yang serius bagi partai.
Sehingga, yang menentukan arah PDIP ke depan adalah racikan posisi dan tanggung jawab figur-figur tersebut di partai. Jika diracik dengan baik, maka akan menjadi kekuatan dahsyat, namun jika salah racik, bisa menjadi boomerang bagi PDIP.
”Ini keuntungan bagi PDIP, tetapi secara bersamaan ini juga ancaman. Kalau racikannya pas, tentu ini menjadi kekuatan yang dahsyat, tapi kalau gagal, misalnya ada yang kecewa dan keluar dari partai, maka akan bahaya juga,” bebernya.
Dia menganggap, untuk idealnya, harus ada tiga figur sentral yang berperan. Menurutnya, ARW, Danny Pomanto dan RPG, harus menjadi pucuk sentral. Sebab, ketiganya merupakan tokoh-tokoh yang dikenal mahir dalam mengendalikan arah organisasi.
