Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 37 pelajar di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dilaporkan mengalami gejala diduga keracunan usai menyantap hidangan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (9/10/2025).
Para siswa berasal dari tiga sekolah, yakni Sekolah Islam Terpadu (SIT) As-Salam Martapura, SD Muhammadiyah Martapura, dan SDN 1 Pasayangan Martapura. Mereka dibawa ke RSUD Ratu Zalecha Martapura untuk mendapatkan penanganan medis.
Komandan Kodim (Dandim) 1006 Banjar, Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya, menyampaikan bahwa sebagian siswa sudah diperbolehkan pulang setelah kondisi membaik.
“Dari total 37 pelajar, tiga di antaranya sudah dipulangkan, sementara sisanya masih menjalani perawatan di rumah sakit,” kata Bambang kepada wartawan.
Bambang menjelaskan, para siswa umumnya mengalami gejala seperti sakit perut, mual, muntah, pusing, hingga beberapa di antaranya sempat mengeluarkan busa dari mulut. Berdasarkan data sementara, seluruh siswa mengonsumsi menu MBG yang sama, yaitu nasi kuning, ayam suwir dan sayur.
Untuk memastikan penyebab kejadian, petugas telah mengambil sampel makanan dari dapur penyedia MBG, SPPG Tungkaran, dan kini tengah dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
“Kami menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan apakah makanan tersebut menjadi penyebab gejala yang dialami para siswa,” tambahnya.
Sementara itu, Kapolres Banjar AKBP Fadli mengatakan, pihaknya telah turun langsung melakukan penyelidikan terkait dugaan keracunan massal tersebut.
“Hingga pukul 17.15 WITA, jumlah pasien mencapai 37 orang. Kemungkinan bisa bertambah karena gejala dapat muncul beberapa jam setelah makanan dikonsumsi,” jelasnya.
Ia menuturkan, salah satu yang turut dirawat di RSUD Ratu Zalecha adalah kepala sekolah SIT As-Salam Martapura.
“Gejala yang muncul di antaranya pusing, perut terasa nyeri, mual, hingga muntah. Sampel makanan sudah kami amankan untuk diuji di laboratorium,” ujarnya.
Kapolres menegaskan, kepolisian akan terus memantau perkembangan kasus ini sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium guna memastikan sumber penyebabnya.
“Kami berkoordinasi dengan tim medis dan instansi terkait untuk mengungkap penyebab pasti dugaan keracunan makanan ini,” pungkasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376532/original/047026600_1760007194-WhatsApp_Image_2025-10-09_at_17.35.26_667770cd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)