Abrasi Ancam Pantai Glagah-Congot, Groin Dibangun Lindungi Bandara YIA
Tim Redaksi
KOMPAS.com –
Abrasi terus menggerus garis pantai Glagah–Congot yang terletak di selatan Bandar Udara Yogyakarta Internasional Airport (YIA), tepatnya di Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gelombang laut yang terus menerjang menyebabkan bibir pantai terkikis dan beberapa kali mengancam jalan aspal penghubung Glagah–Congot.
Sebagai langkah mitigasi, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) membangun groin, yaitu struktur pengaman pantai yang menjorok ke laut, untuk menahan abrasi.
“Groin merupakan bangunan pengaman pantai untuk menahan abrasi. Tahun ini kami membangun dua unit dari rencana lima unit, karena terkendala pendanaan,” kata Kepala BBWSSO DIY, Maryadi Utama, Rabu (8/10/2025).
Pembangunan lima unit groin ini direncanakan sepanjang pantai antara.
Dua unit telah dibangun pada 2025 dengan anggaran Rp 90 miliar.
Sisanya akan diselesaikan pada tahun berikutnya dengan membutuhkan anggaran Rp 120 miliar.
Maryadi menjelaskan, upaya pengamanan pantai selatan DIY sejatinya sudah dimulai sejak 2004, diawali dari kawasan Pantai Glagah.
Namun, intensitas pembangunan meningkat sejak berdirinya Bandara YIA yang lokasinya cukup dekat dari garis pantai.
Setelah kawasan ini menjadi bandara, fokus pengamanan kini berada di sepanjang garis pantai antara Sungai Serang hingga Sungai Bogowonto.
Sebelumnya telah berlangsung penataan dan perbaikan pada muara kedua sungai dan aliran sekitarnya hingga selesai pada 2024.
BBWSSO telah menyelesaikan pembangunan jeti Sungai Bogowonto pada 2024.
Jeti ini berfungsi mengarahkan aliran sungai langsung ke laut untuk mengurangi risiko banjir di sekitar bandara.
Selanjutnya, konsentrasi dilakukan pada sisi pantai.
Dalam pembangunan, groin dibangun dengan fondasi batuan kecil yang diperkuat oleh tetrapod, yakni struktur beton berbentuk khusus untuk meredam energi gelombang laut.
“Tetrapod-nya mulai dari ukuran 2 ton, 3 ton, hingga yang terbesar 7 ton di bagian paling depan,” jelas Maryadi.
Setiap unit groin memiliki panjang sekitar 75 meter, dan BBWSSO juga akan membangun revetment atau pelindung tebing di beberapa titik.
Pada 2026, tiga unit tambahan akan dibangun—dua di sisi timur dan satu di sisi barat dari lokasi saat ini.
“Dulu jalan di belakang lintasan bandara sempat tergerus ombak. Tapi sekarang perlahan pasir mulai terbentuk kembali di beberapa titik,” ungkap Maryadi.
Melalui pembangunan ini, BBWSSO berharap garis pantai di Kulon Progo tetap stabil dan mampu melindungi infrastruktur vital seperti Bandara YIA dan pemukiman warga dari dampak abrasi serta perubahan iklim.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Abrasi Ancam Pantai Glagah-Congot, Groin Dibangun Lindungi Bandara YIA Regional 8 Oktober 2025
/data/photo/2025/10/08/68e68199efa39.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)