Waroeng Semawis Kembali Hidup, Walkot Semarang: Jaga Kebersihan dan Keamanan Pangan Regional 5 Oktober 2025

Waroeng Semawis Kembali Hidup, Walkot Semarang: Jaga Kebersihan dan Keamanan Pangan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Oktober 2025

Waroeng Semawis Kembali Hidup, Walkot Semarang: Jaga Kebersihan dan Keamanan Pangan
Penulis
KOMPAS.com
– Setelah hampir setahun vakum, ikon kuliner malam Kota Semarang, Waroeng Semawis, kembali hidup dan disambut meriah oleh warga.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng yang hadir dalam pembukaan mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan pangan agar kegiatan ini berkelanjutan dan mampu menjadi penggerak ekonomi rakyat.
“Pesan saya satu, supaya kondisinya dijaga, kebersihan dijaga, dan keamanan pangannya dijaga. Karena ini akan menjadi satu area yang bisa menumbuhkan perekonomian kita,” tuturnya.
Pembukaan Waroeng Semawis berlangsung pada Sabtu (4/10/2025) di kawasan Pecinan Semarang, dihadiri jajaran perangkat daerah, komunitas Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (KOPI Semawis), serta masyarakat yang memenuhi sepanjang Gang Warung.
Kembalinya Waroeng Semawis tak hanya menghadirkan kembali semarak kuliner malam khas Semarang, tetapi juga menjadi momentum kebangkitan ekonomi rakyat.
Sebanyak 60
tenant
kuliner dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) ikut meramaikan acara, menyajikan jajanan khas Semarang, kuliner Nusantara, hingga makanan Tionghoa yang menjadi identitas kawasan Pecinan.
Dalam sambutannya, Agustina menyampaikan rasa syukur dan antusiasme atas hidupnya kembali kegiatan yang telah lama dinantikan warga.
“Senang banget ya Pasar Semawis dibuka lagi. Ini hari pertama setelah hampir setahun berhenti. Sekarang tiap Sabtu dan Minggu, bahkan rencananya minggu depan buka mulai Jumat,” ujarnya.
Agustina menegaskan, kebangkitan Waroeng Semawis sejalan dengan pesan pemerintah pusat agar daerah menciptakan kegiatan yang menggerakkan ekonomi masyarakat.
“Ini sesuai dengan pesan Pak Menko waktu itu: buatlah keramaian supaya orang berjualan, supaya orang datang, sehingga uangnya berputar dan ekonomi tumbuh,” jelas Agustina.
Selain sebagai pusat kuliner, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berencana menjadikan Waroeng Semawis sebagai destinasi wisata malam terpadu yang terhubung dengan Kota Lama.
“Kalau nanti ini
sustain
, kami bisa
declare
bersama Kota Lama. Akan dipasang pemberitahuan di sana bahwa setiap Sabtu dan Minggu malam Pasar Semawis buka. Harapannya, dari sana (Kota Lama) bisa ke sini (Waroeng Semawis),” ujarnya.
Malam pembukaan berlangsung dalam suasana akrab. Agustina tampak berkeliling menyapa pedagang dan pengunjung sambil melayani permintaan foto bersama.
“Aku jajan siomay, terus cakwe, harus itu,” katanya sambil tertawa, menggambarkan kehangatan interaksi di tengah padatnya pengunjung.
Ke depan, Waroeng Semawis akan hadir setiap akhir pekan—Jumat hingga Minggu pukul 18.00–22.00 WIB—dengan konsep kawasan yang lebih rapi, bersih, dan ramah pengunjung.
Pemkot Semarang bersama komunitas lokal berkomitmen menjaga kebersihan, kenyamanan, serta keamanan pangan untuk menciptakan pengalaman wisata malam yang menyenangkan.
Menutup sambutannya, Agustina berharap Waroeng Semawis terus berkembang dan menjadi penggerak utama UMKM serta kebanggaan warga Kota Semarang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.