Angka Bayi Meninggal Tinggi di Pohuwato, Warga Lebih Pilih ke Dukun Beranak

Angka Bayi Meninggal Tinggi di Pohuwato, Warga Lebih Pilih ke Dukun Beranak

Liputan6.com, Gorontalo – Sepuluh bayi meninggal dunia di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, sepanjang Januari hingga September 2025. Sebagian besar kasus diduga karena terlambat ditangani, dengan indikasi lemahnya koordinasi lintas sektor dalam sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Kepala Puskesmas Patilanggio, Jefri Manopo, membenarkan adanya sepuluh kasus kematian bayi selama sembilan bulan terakhir. Tujuh bayi meninggal di RSUD Bumi Panua Pohuwato, sementara tiga lainnya adalah neonatus—bayi yang wafat dalam 28 hari pertama setelah lahir.

“Iya benar, itu data dari Januari sampai September. Tujuh meninggal di rumah sakit, tiga lainnya masih kategori neonatus,” kata Jefri saat dikonfirmasi pada Jumat, (3/10/2025)kepada Liputan6.com.

Menurut Jefri, keberadaan tenaga kesehatan, terutama bidan desa, sebenarnya sudah merata di wilayah kerja mereka. Namun, ia menilai persoalan utama terletak pada lemahnya koordinasi antara bidan, kader kesehatan, dan pemerintah desa.

“Ini yang sedang kami evaluasi. Saya sudah buka forum lintas sektor bersama para kepala desa. Ke depan, koordinasi harus lebih diperkuat agar bidan bisa lebih tanggap terhadap ibu hamil, terutama yang berisiko tinggi,” ujarnya.