Wali Santri Desak Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Dipercepat, Begini Tanggapan Khofifah Surabaya 3 Oktober 2025

Wali Santri Desak Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Dipercepat, Begini Tanggapan Khofifah
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Oktober 2025

Wali Santri Desak Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Dipercepat, Begini Tanggapan Khofifah
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menanggapi keinginan wali santri Ponpes Al Khonizy yang tidak sabar atas proses evakuasi yang dinilai mereka sangat lambat.
Para wali santri bahkan ingin membantu proses evakuasi agar berlangsung lebih cepat.
“Saya paham, tapi semua proses harus dilakukan dengan sangat hati-hati oleh tim profesional. Di lokasi ada jenazah santri yang juga harus mendapatkan perlakuan yang baik,” kata Khofifah kepada wartawan saat meninjau Posko DVI Polda Jatim, Jumat (3/10/2025) sore.
Pihaknya juga sudah melakukan percepatan dengan menambah alat berat berupa crane dan breaker.
“Penambahan alat berat sudah kami datangkan di lokasi,” terangnga.
Tim Dinas Sosial Provinsi Jatim sudah melakukan pendampingan psikososial kepada keluarga wali santri.
“Siang tadi wali santri ingin ikut melakukan evakuasi. Beberapa hari lalu kami sudah sampaikan hal tersebut,” ujar Khofifah.
Seperti diketahui, puluhan keluarga santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur mendesak petugas mempercepat proses evakuasi korban Jumat siang.
Proses evakuasi pengangkatan reruntuhan bangunan mushala Al Khoziny masih terus berlangsung.
Namun, keluarga korban resah karena proses evakuasi dinilai lamban.
Beberapa keluarga santri mendatangi posko media center untuk menanyakan kondisi evakuasi terkini.
Mereka bahkan berjalan bersama-sama menuju area TKP reruntuhan.
Sampai di batas aman yang ditandai garis polisi, sejumlah petugas menahan mereka agar tidak masuk.
Suasana menegang sempat terjadi saat salah satu keluarga korban mendesak agar dapat masuk untuk membantu proses evakuasi.
Salah satu dari keluarga santri juga menuntut agar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut bertanggung jawab atas insiden ini.
Sementara itu, memasuki hari kelima operasi SAR runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, kabupaten Sidoarjo, tim SAR gabungan kembali menemukan lima korban dalam kondisi meninggal dunia.
Empat jenazah dievakuasi secara bertahap dari reruntuhan material bangunan pada sektor A2.
Jenazah pertama atau korban ke-19 berhasil dievakuasi pada pukul 07.30 WIB.
Disusul korban ke-20 pada pukul 07.36 WIB, korban ke-21 pada pukul 10.19 WIB, dan korban ke 22 pada pukul 11.34 WIB.
Pada sektor yang berbeda, korban ke 23 dievakuasi dari sektor A3 pukul 14.00 WIB.
SAR Mission Coordinator (SMC), Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menjelaskan bahwa proses evakuasi para korban membutuhkan waktu lama karena tim SAR gabungan harus lebih dulu mengangkat dan menghancurkan material bangunan.
β€œTim SAR gabungan terlebih dahulu menghancurkan reruntuhan dinding beton, kemudian memotong besi tulangan di dalamnya agar bisa mengeluarkan empat jenazah korban yang terhimpit,” kata Yudhi.
Setelah berhasil dievakuasi, jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi lebih lanjut oleh tim DVI Polda Jawa Timur.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.