Dari dapur umum, ada sekitar 20 orang ibu-ibu yang setiap hari bergantian memasak. Mereka yang memastikan ratusan orang Tim SAR dan perawat kenyang selama berada di posko darurat. Senyum mereka tulus di antara tangan-tangan cekatan.
“Mulai Senin malam, kami membuka dapur umum lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Fungsinya untuk melayani konsumsi bagi para evakuator, keluarga korban yang menunggu kabar, juga santri dan masyarakat sekitar. Kami memasak 4.500 porsi setiap hari, dalam tiga tahap: pagi, siang, dan malam,” ujar Kadinsos Jatim, Restu Novi Widiani, Jumat (3/10).
Tidak ada perbedaan siapa yang berhak makan di tenda itu. Santri, keluarga korban, bahkan tim medis dan media pun dipersilakan. Semua duduk sama rata di hadapan nasi, lauk, dan buah yang dibagikan.
“Menu khusus jelas ada. Tidak boleh pedas, harus mudah dicerna, dan sesuai arahan Ibu Gubernur, setiap makanan dipisah dengan tin wall agar higienis. Bagi tim evakuasi, ada tambahan buah dan minuman penambah energi. Mereka bekerja berat, tenaganya harus dijaga,” ucap Novi.
Bangunan musala berlantai empat di kompleks pesantren tersebut tiba-tiba ambruk sekitar pukul 15.35 WIB, saat ratusan santri sedang khusyuk melaksanakan salat Ashar berjemaah. Insiden ini menyebabkan kepanikan luar biasa dan menelan korban jiwa serta…
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5369537/original/049780700_1759473473-Screen_Shot_2025-10-03_at_13.20.27.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)