Bersyukur 2 Anaknya Masuk Sekolah Rakyat, Kuli Bangunan: Alhamdulillah, Tidak Tidur di Tikar Lagi
Tim Redaksi
BANGKALAN, KOMPAS.com
– Dua anak perempuan kuli bangunan asal Desa Sanggaragung, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur masuk Sekolah Rakyat (SR).
Hal itu pun disyukuri oleh Halili, ayah dua anak tersebut.
Halili dan dua putrinya, Indana Zulfa (8) dan Izzatul Muflihah (6), datang langsung ke SR di Bangkalan untuk bertemu Menteri Sosial, Syaifullah Yusuf, pada Sabtu (27/9/2025) lalu.
Di sana, Halili dan puluhan wali murid lain melihat langsung Gedung SR, termasuk asrama yang akan menjadi tempat tinggal putrinya nanti.
”
Alhamdulillah
, putri kami tidak tidur di tikar lagi. Di rumah, kami tidur menggunakan tikar,” ucapnya, Sabtu (27/9/2025).
Halili masuk ke ruang asrama putri itu.
Dalam satu ruangan, ada dua ranjang susun yang nantinya akan diisi oleh 4 orang siswa.
Ruangan itu juga dilengkapi pendingin udara serta toilet.
“Kami di rumah hanya tidur beralas tikar.
Alhamdulillah
di asrama ini anak kami bisa tidur dengan nyaman,” ujar dia.
Dua anak Halili juga turut melihat ruangan-ruangan yang ada di SR tersebut.
Mereka penuh semangat ingin segera bisa belajar setelah menunggu selama dua tahun tak kunjung bisa sekolah.
“Semoga anak kami bisa sukses dan bisa belajar di tempat ini,” ucap dia.
Indana Zulfa dan adiknya, Izzatul Muflihah, tampak malu-malu bertemu dengan siswa lain di tempat itu.
Keduanya berjalan di belakang ayahnya sambil bergandengan tangan.
“Saya bercita-cita menjadi guru,” ucap Indana.
“Saya ingin jadi koki, ingin belajar masak supaya keluarga bisa makan enak,” sahut adiknya.
Diketahui, SR di Bangkalan akan diresmikan esok hari (30/9/2025).
Diperkirakan, ada 67 siswa yang terbagi dalam 34 siswa sekolah dasar dan 33 siswa sekolah menengah pertama.
Nantinya, siswa akan tinggal di gedung asrama dan akan dipisah antara putra dan putri.
Selain itu, akan disediakan pengasuh yang akan menjaga seluruh siswa selama berada di lingkungan SR.
Sebelumnya, Halili didata oleh petugas Program Keluarga Harapan (PKH) dan mendaftarkan dua anaknya untuk bisa bersekolah di SR.
Halili merupakan kuli bangunan, sedangkan istrinya, Mahrupah, adalah ibu rumah tangga.
Sehari-hari, mereka tinggal di rumah sederhana berukuran 63 meter persegi.
Di rumah itu, ia dan keluarganya hanya tidur beralaskan tikar setiap harinya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Bersyukur 2 Anaknya Masuk Sekolah Rakyat, Kuli Bangunan: Alhamdulillah, Tidak Tidur di Tikar Lagi Surabaya 29 September 2025
/data/photo/2025/09/29/68d9cf34a5652.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)