Jakarta (ANTARA) – Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan tiga anak yang mengalami gejala ringan usai menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang didistribusikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pancoran, Kalibata, pada Jumat (29/8), dipastikan membaik.
“Pada saat kejadian, ketiga anak tersebut langsung kami bawa ke Puskesmas terdekat,” kata Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Nanik mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Jumat (29/8) lalu dan langsung ditangani oleh pihak puskesmas dan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Dalam waktu dua jam, petugas kesehatan mampu menangani gejala yang dialami ketiga anak tersebut.
“Mereka dirawat di puskesmas saat itu dan selama dua jam perawatan kondisi mereka sudah kembali membaik,” ucapnya.
Terkait penjelasan gejala ringan yang dialami, pihaknya menyerahkan keterangan tersebut kepada Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan.
“Penyelidikan atau analisa lab itu hasilnya 14 hari, mohon bisa ke Dinkes Jaksel,” ucapnya.
Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat beberapa kali kejadian dugaan keracunan akibat konsumsi menu program MBG di Jakarta.
Terkait hal itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berharap dan mendoakan agar kasus keracunan MBG tak terjadi kembali ke depannya.
Rincian kejadian dugaan keracunan tersebut antara lain kasus pertama terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pancoran Kalibata, Jakarta Selatan, pada 29 Agustus 2025.
Tiga orang dilaporkan mengalami gejala ringan. Dari hasil uji laboratorium, makanan MBG positif mengandung mikrobiologi.
Lalu, kasus kedua tercatat di SPPG Khusus Koja, Jakarta Utara, pada 8 September 2025. Sebanyak 14 orang terdampak, namun hingga kini belum ada hasil uji laboratorium yang memastikan penyebab keracunan.
Terbarunya, tujuh siswa SMAN 15 Jakarta mengalami mual setelah menyantap MBG pada Selasa (23/9). Tiga di antaranya sempat dibawa ke rumah sakit.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
