Antara customer public dengan exporting industry, kita juga membangun ekosistem. Mulai dari part shop, kemudian bodybuilder, workshop. Baik yang secara direct maupun indirect…,
Jakarta (ANTARA) – PT Toyota Astra Motor (TAM) berkomitmen untuk terus memperkuat industrialisasi di Tanah Air, dengan tidak melihat Indonesia hanya sebatas pangsa pasar, melainkan turut mendorong pengembangan industri pendukung otomotif agar bisa memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian.
”Toyota melihat dan berkomitmen bahwa Indonesia bukan cuman pasar untuk menjual market, tetapi di Indonesia, bersama dengan rakyat Indonesia, membangun industrialisasi di Indonesia,” kata Marketing Director TAM Jap Ernando Demily di Jakarta, Selasa.
Selama 50 tahun Toyota berada di Tanah Air, perusahaan sudah berinvestasi lebih dari Rp100 triliun, melakukan produksi hingga 90 persen, total pekerja lebih dari 350 ribu orang, mendukung pengembangan industri pendukung otomotif, melakukan ekspor ke 80 negara, serta memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 80 persen.
”Antara customer public dengan exporting industry, kita juga membangun ekosistem. Mulai dari part shop, kemudian bodybuilder, workshop. Baik yang secara direct maupun indirect. Karena kita tau ekosistem otomotif itu luas sekali. Jadi kita membangun industri,” ucapnya lagi.
Adapun Toyota mencatat pangsa pasar perusahaan pada Januari-Agustus 2025 mencapai 32,3 persen dari total penjualan seluruh jenama mobil yang ada di Indonesia, atau sebanyak 168.915 unit kendaraan roda empat Toyota terjual di pasar domestik.
Dalam penjualan tersebut mobil segmen MPV masih mendominasi penjualan yakni sebanyak 39 ribu unit untuk produk Kijang Innova, serta 36 ribu untuk Avanza dan Veloz.
Sementara untuk segmen kendaraan listrik, Toyota mencatat sudah menjual produk sebanyak 22 ribu unit, serta memegang 56 persen dari total pasar mobil segmen hybrid di Tanah Air.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta kepada pelaku industri, khususnya komponen dan otomotif untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) meski terjadi penurunan penjualan mobil.
Hal ini disampaikan oleh Agus Gumiwang saat merespons gelombang PHK yang terjadi pada industri komponen kendaraan akibat penjualan mobil yang menurun.
”Saya selalu minta kepada prinsipal-prinsipal tersebut, yang selalu saya minta adalah tidak boleh ada PHK, walaupun sekarang kita mengalami atau menghadapi kondisi yang cukup challenging. Tapi saya minta tidak ada PHK,” ujar Agus di Jakarta, Rabu (3/9).
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
