Banjir Jadi Salah Satu Kendala Petani di Rorotan Tanam dan Panen Padi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Cuaca yang tak menentu dan sawah yang sering banjir dinilai menjadi kendala para petani di Rorotan, Jakarta Utara, menanam dan memanen padi secara bersamaan.
“Menurut saya faktor cuaca yang lagi ekstrim. Hampir tiap hari hujan, pagi hujan, berhenti sebentar, sore hujan lagi, begitu aja, gimana kita mau tanam serempak banyak yang enggak bareng nanam dan panennya,” ujar Ketua Tani Maju Bersama bernama Asmat (66) saat diwawancarai Kompas.com di kediamannya, Rorotan, Jakarta Utara, Selasa (16/9/2025).
Pada Agustus lalu, kata Asmat, ketinggian banjir di sawahnya mencapai 50 sentimeter. Hal itu pula yang membuat para petani kesulitan untuk menebar pupuk.
“Karena giliran mau pupuk, padi banjir. Ada padi yang enggak keluar atau tumbuh,” kata Asmat.
Asmat mengaku, berbagai cara sudah dilakukan para petani agar banjir di sawahnya surut dalam waktu cepat.
Salah satunya dengan melakukan normalisasi saluran air dengan menggunakan beko yang dipinjam dari Sudin Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Utara.
Dengan begitu, air hujan tak lama menggenang di area persawahannya.
“Tapi, ada perubahan dibanding tahun kemarin. Kalau biasanya hujan 15 hari belum kering, kalau sekarang seminggu aja udah kelihatan sawahnya,” ungkap Asmat.
Kini, sebagian sawah di Rorotan sudah mulai mengering. Asmat dan teman-temannya juga akan kembali turun untuk kembali menanam padi.
Kemudian, meski di tengah banjir, sawah Asmat masih menghasilkan tiga ton pada Agustus 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Banjir Jadi Salah Satu Kendala Petani di Rorotan Tanam dan Panen Padi Megapolitan 17 September 2025
/data/photo/2025/09/17/68ca0c2cba33b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)