Ketika Keterbatasan Tak Halangi Impian Anak-anak di Perbatasan Aruk Megapolitan 17 Agustus 2025

Ketika Keterbatasan Tak Halangi Impian Anak-anak di Perbatasan Aruk
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Agustus 2025

Ketika Keterbatasan Tak Halangi Impian Anak-anak di Perbatasan Aruk
Tim Redaksi
KALIMANTAN BARAT, KOMPAS.com –
Suasana perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Sabtu (17/8/2025), meninggalkan kesan mendalam bagi para siswa yang hadir.
Selepas upacara,
Kompas.com
berbincang dengan beberapa pelajar. Cerita mereka memperlihatkan wajah pendidikan di wilayah perbatasan: penuh keterbatasan, namun juga sarat harapan.
Fendi Yanti (15), siswi kelas X SMK Negeri 1 Sajingan Besar, mengaku awalnya sempat enggan bersekolah di daerah perbatasan.
“Awalnya tuh enggak suka, rasanya kayak kurang semangat. Tapi setelah kenal teman-teman dan lingkungan sini, akhirnya bisa terima. Teman-teman di sini ceria-ceria,
positive vibe
gitu,” ujarnya.
Fendi, yang sebelumnya tinggal di Pontianak, kini mulai merasa nyaman dan bertekad melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
“Harapan saya semoga perbatasan ini bisa dikenal lebih luas, lebih maju, dan bisa menguntungkan masyarakat serta pelajar. Cita-cita saya jadi hakim,” katanya.
Namun, Fendi juga mengakui tantangan yang dihadapi pelajar di wilayah perbatasan.
“Hambatannya itu kalau daftar kuliah, soalnya aksesnya lebih susah. Kalau lingkungan sekolah sih aman. Saya juga berharap ada kendaraan sekolah, karena di sini belum ada,” tuturnya.
Sementara itu, Melinda (16), siswi SMA Negeri 1 Sajingan Besar, menyampaikan kebanggaannya bisa bersekolah di daerah perbatasan.
“Bangga sih, karena kami di sini juga bagian dari Indonesia yang ikut merayakan kemerdekaan. Tapi jujur, kami ingin sekolah lebih lengkap fasilitasnya,” ujarnya.
Melinda menambahkan, masih banyak fasilitas yang perlu ditingkatkan, seperti buku di perpustakaan dan laboratorium. Meski demikian, semangat para guru tetap menjadi motivasi bagi para pelajar.
“Cita-cita saya jadi perawat. Kalau bisa kuliah di Pontianak atau Jakarta. Harapannya Indonesia makin maju, dan daerah perbatasan kayak Sajingan ini jangan ketinggalan,” ucap Melinda.
Cerita Fendi dan Melinda menjadi potret kecil kehidupan anak-anak di perbatasan. Di tengah keterbatasan, mereka tetap berani bermimpi besar.
Momen peringatan kemerdekaan di PLBN Aruk tidak hanya menjadi seremoni kenegaraan, tetapi juga ruang bagi generasi muda untuk menegaskan bahwa mereka bagian penting dari Indonesia.
“Semoga Indonesia makin maju, dan kami di perbatasan bisa menyesuaikan dengan kota-kota lain, baik dari sisi teknologi, pendidikan, maupun pembangunan,” tutup Fendi.
Ekspedisi wilayah perbatasan ini merupakan kerja sama redaksi
Kompas.com
dengan Badan Nasional Pembangunan Perbatasan (BNPP).
Selain PLBN Aruk, ekspedisi serupa juga dilaksanakan di PLBN Motaain dan PLBN Motamasin.
Liputan lengkap perayaan HUT ke-80 RI dapat diikuti pada topik pilihan
HUT ke-80 RI 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.