Kanker Serviks Tembus 2.500 Kasus di Jateng, Vaksin HPV Dikebut hingga ke Sekolah Regional 14 Agustus 2025

Kanker Serviks Tembus 2.500 Kasus di Jateng, Vaksin HPV Dikebut hingga ke Sekolah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Agustus 2025

Kanker Serviks Tembus 2.500 Kasus di Jateng, Vaksin HPV Dikebut hingga ke Sekolah
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Sebanyak 2.515 perempuan di Jawa Tengah terdiagnosis kanker serviks sepanjang tahun 2024, berdasarkan data dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di bawah Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah.
Secara nasional, Kementerian Kesehatan memperkirakan lebih dari 36.000 kasus baru kanker serviks terdeteksi setiap tahun.
Ironisnya, sekitar 70 persen dari kasus tersebut baru diketahui pada stadium lanjut, yang secara signifikan meningkatkan risiko kematian.
“Di Indonesia, kasus kanker serviks cukup tinggi. Ini berada di urutan kedua sebagai penyebab kematian pada perempuan, dan penyebabnya adalah virus HPV yang biasanya menular melalui hubungan seksual,” ujar Kabid P2P Dinkes Jateng, Irma Makiah, saat dikonfirmasi pada Kamis (14/8/2025).
Untuk menanggulangi masalah ini, Dinkes Jateng terus mengejar target vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) bagi pelajar SD kelas 5 dan 6 serta SMP kelas 9 sejak tahun 2023.
Imunisasi dilakukan melalui kerja sama antara Dinkes, Dinas Pendidikan, puskesmas, dan sekolah-sekolah.
“Ini nanti akan diintegrasikan dengan program Bias Bulan Imunisasi Anak Sekolah yang dilaksanakan pada bulan Agustus dan November,” tambahnya.
Capaian vaksinasi HPV pada tahun 2023 menunjukkan dosis pertama mencapai 106 persen dan dosis kedua 91 persen.
Pada tahun 2024, capaian meningkat menjadi 132 persen untuk dosis pertama dan 90 persen untuk dosis kedua.

“Yang HPV 1 tinggi capaiannya karena imunisasi yang dikejar untuk 9 SMP,” imbuh Irma.
Irma juga menjelaskan bahwa sasaran vaksin HPV untuk perempuan kelas 5 SD di Jawa Tengah sebanyak 267.434 anak.
Sedangkan sasaran vaksinasi bagi perempuan di bawah usia 15 tahun, yaitu kelas 6 SD dan kelas 9 SMP, mencapai 252.473 anak.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa mulai tahun 2025, layanan skrining HPV DNA akan diintegrasikan dalam program cek kesehatan gratis.
Namun, hingga kini, hal tersebut belum diterapkan dalam pelaksanaan CKG.
“Untuk integrasi dengan CKG, kita masih menunggu petunjuk teknis dari Kemenkes. HPV DNA baru merupakan proyek percontohan tahun lalu di Dinkes Semarang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Irma menambahkan bahwa anak laki-laki juga akan dicanangkan untuk menerima vaksin serupa agar pencegahan dapat lebih efektif.
“Menurut rencana aksi nasional penanggulangan kanker, ini nanti akan berlanjut pada anak laki-laki. Karena penularan melalui hubungan seksual, berarti dari laki-laki juga ada target dalam road map nasional yang sedang diproses,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.