Cemarkan Lingkungan, MCK Liar di Rawa Bunga Ditertibkan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menertibkan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) liar yang mencemari lingkungan di wilayah Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Minggu (3/8/2025).
Penertiban dilakukan bersamaan dengan aksi kerja bakti warga dengan fokus merapikan sejumlah
MCK liar
di sekitar permukiman warga.
Wali Kota Jakarta Timur Munjirin mengatakan, langkah ini merupakan upaya pemkot untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan sanitasi warga.
“Kegiatan ini dipusatkan di sekitar Kali Baru, yang menjadi lokasi penting karena masih ada warga yang memanfaatkan jamban darurat di bantaran kali untuk buang air besar (BAB) yang dapat mencemari lingkungan,” kata Munjirin dalam keterangan tertulisnya, Minggu.
Ia menambahkan, Pemkot Jakarta Timur akan bekerja sama dengan pengurus RW dan warga untuk membangun
septic
tank
komunal sebagai pengganti MCK liar.
Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), khususnya pilar Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
“Ke depan, kami akan terus berkeliling ke setiap kecamatan, fokus sesuai permasalahan masing-masing. Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga mengedukasi warga tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat,” ungkap Munjirin.
Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung menghadiri peletakan batu pertama (
groundbreaking
) pembangunan
septic
tank
skala rumah tangga di Rusunami Bidara Cina, Jakarta Timur, pada Senin (28/7/2025).
Pembangunan
septic
tank
ini ditujukan untuk mengatasi kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) di kawasan padat penduduk yang masih menjadi persoalan di sejumlah wilayah Jakarta.
“Persoalan buang air besar sembarangan ini masih menjadi persoalan yang mendapatkan perhatian kami, Pemprov Jakarta, walaupun dibandingkan daerah lainnya sebenarnya di Jakarta sudah relatif cukup rendah,” ucap Pramono di lokasi, Senin.
Program pembangunan
septic
tank
ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jakarta dengan sektor swasta melalui program
Corporate Social Responsibility
(CSR), serta didukung oleh swadaya masyarakat.
Pramono mengatakan, Pemprov Jakarta secara serius dan bersungguh-sungguh menyelesaikan persoalan sanitasi ini dengan bekerja sama bersama ahli biogas dari Ratu Biogas Indonesia yang berasal dari Kediri.
“Intinya yang seperti ini, partisipasi CSR siapa pun yang terlibat kami mengucapkan terima kasih,” kata Pramono.
Ia menjelaskan, sebelum
septic
tank
dibangun, limbah domestik dari warga kerap dibuang langsung ke saluran air atau sungai. Kebiasaan ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat.
Untuk mempercepat penanganan masalah sanitasi, Pramono meminta para wali kota serta pengurus wilayah (RW) untuk aktif memetakan dan melaporkan daerah-daerah yang belum memiliki sistem pembuangan limbah yang layak.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/08/03/688f6014ecc8c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)