Rumaisah mengatakan tahun ini kongres mengusung tema “Neurorehabilitation: The Future Trends from Hospital to Community”, AOCNR 2025 menyoroti pentingnya transisi layanan rehabilitasi saraf dari rumah sakit ke masyarakat.
Fokus utama kongres ini adalah peningkatan kualitas hidup para lansia, selaras dengan tingginya proporsi penduduk lansia di DIY.
Rumaisah mengatakan sebagai bagian dari kontribusi terhadap masyarakat, PERDOSRI juga akan menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial seperti penyuluhan kesehatan, pemeriksaan gratis, serta edukasi bagi lansia. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong kemandirian lansia dalam menjaga kesehatannya.
“Ini bukan sekadar kongres ilmiah, tetapi juga wadah untuk memberi dampak nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Kongres ini hadir karena kolaborasi antara PERDOSRI, World Federation for Neurorehabilitation (WFNR), dan Asia Oceanian Society for Neurorehabilitation (AOSNR). Rangkaian kegiatan meliputi simposium, kuliah umum, workshop praktik langsung, seminar publik, hingga kompetisi riset.
Topik-topik yang akan dibahas mencakup inovasi dan teknologi terkini dalam bidang rehabilitasi saraf. Kongres Neurorehabilitasi Asia-Oseania 2025 ini harapannya dapat menjadi pertemuan ilmiah terbesar di kawasan Asia-Oseania sekaligus mendorong peran aktif ilmu kesehatan dalam pembangunan komunitas.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3333673/original/006312300_1608952894-20201226-FOTO-Tugu-Pal-Putih-Yogyakarta-Kian-Apik-Tanpa-Gangguan-Kabel-Melintang-TEBE-9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)