Cerita Pedagang Generasi Ketiga di Pasar Barito yang Berat Hati Direlokasi Megapolitan 1 Agustus 2025

Cerita Pedagang Generasi Ketiga di Pasar Barito yang Berat Hati Direlokasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Agustus 2025

Cerita Pedagang Generasi Ketiga di Pasar Barito yang Berat Hati Direlokasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –

Riko
(27) hanya bisa pasrah. Pedagang alat perawatan hewan ini telah mewarisi usaha keluarganya di Pasar Hewan
Barito
, Jakarta Selatan, selama puluhan tahun.
Riko merasa sedih harus angkat kaki dari tempat yang telah menjadi sumber penghidupan keluarganya selama puluhan tahun.
“Sedih pasti, bingung juga mau ke mana. Dagangan akhirnya mau dibawa pulang ke rumah dulu,” kata Riko kepada
Kompas.com
saat ditemui di
Pasar Barito
, Jumat (1/8/2025).
Relokasi
seluruh pedagang Pasar Barito dijadwalkan pada Sabtu (3/8/2025), menyusul proyek pembangunan
Taman ASEAN
yang akan menggantikan lahan pasar yang ada sekarang.
Namun, Riko menilai tempat
relokasi
belum siap dan lokasinya terlalu jauh dari domisili para pedagang.
Riko bukan pedagang baru. Ia merupakan generasi ketiga dari keluarga yang sudah berjualan di Pasar Barito selama lebih dari 20 tahun. Ia kini meneruskan usaha yang dulu dikelola oleh sang ibu dan kakaknya.
“Ini tempat punya ibu saya, masih dalam keluarga. Kami enggak sewa, cuma bayar retribusi ke pemerintah,” kata Riko.
Ia mengatakan, usaha yang dijalankannya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi, melainkan untuk menafkahi seluruh keluarga.
Saat ini, ia tinggal bersama keluarga besar dan menggantungkan hidup dari berjualan. Meski berat hati, Riko mengaku tidak punya banyak pilihan.
Ia dan keluarganya telah menandatangani kesepakatan relokasi dan harus mengosongkan lapak per 3 Agustus.
“Siap enggak siap ya harus siap. Kalau enggak, kan nanti gimana juga. Sekarang sudah mulai beres-beres, minggu ini,” ujarnya.
Ia pun belum tahu pasti akan pindah ke mana. Tempat relokasi di Lenteng Agung dianggap terlalu jauh dan belum siap sepenuhnya.
“Kalau benar dipindahkan, ya ikut saja. Tapi kami sih inginnya waktu dipundurin, kalau bisa sampai Lebaran,” katanya.
Riko tak menolak relokasi, tetapi berharap ada bantuan nyata dari pemerintah. Ia mengaku khawatir jika tiba-tiba tidak bisa lagi berjualan setelah tanggal 3.
“Kalau bisa ada sedikit bantuan lah. Karena jujur, takut juga nanti kalau tanggal 3 kenapa-kenapa,” ujarnya.
Pelanggan setianya pun menyayangkan rencana pemindahan ini. Beberapa dari mereka, menurut Riko, mulai mengeluh karena lokasi relokasi lebih sulit dijangkau.
“Kalau pakai ojek
online
juga keluar ongkos tambahan. Ada yang bilang nanti jadi jarang ke sana,” kata dia.
Diketahui, Proyek Taman ASEAN yang menggantikan Pasar Barito merupakan bagian dari rencana Pemerintah Provinsi Jakarta untuk memperluas ruang terbuka hijau di Jakarta.
Taman ini akan menggabungkan tiga taman eksisting, Taman Leuser, Taman Ayodhya, dan Taman Langsat, dan ditargetkan rampung pada Desember 2025.
Pemerintah menyebut taman ini akan menjadi ruang publik baru yang ikonik. Namun, bagi Riko dan puluhan pedagang lainnya, yang ikonik justru sudah ada, yaitu Barito itu sendiri.
Tempat yang bukan hanya jadi pusat jual beli hewan dan perlengkapan, tetapi juga ruang sosial, warisan, dan tumpuan hidup banyak keluarga.
“Harapannya ke depan rezekinya lebih baik. Tapi pemerintah juga semoga lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan,” tutup Riko.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.