Liputan6.com, Mahakam Ulu – Harga kebutuhan pokok melambung, stok menipis, dan warga kesulitan BBM. Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu menetapkan status siaga darurat kekeringan untuk wilayah Kecamatan Long Apari yang kini terdampak krisis akibat kemarau.
Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu menetapkan status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di Kecamatan Long Apari. Keputusan ini diambil setelah kondisi di tiga kampung yakni Long Apari, Noha Tivab, dan Noha Silat menunjukkan dampak serius akibat kekeringan dan kemarau.
“Harga sembako seperti beras dan gas melonjak tajam. Beras 25 kilogram kini dijual hingga Rp1 juta, sementara gas 12 kg menyentuh Rp800 ribu. Ini sudah masuk kategori darurat logistik,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Mahakam Ulu, Agus Darmawan, dalam rapat koordinasi daring, Jumat (25/7/2025) malam.
Ia menambahkan, BBM juga langka. Warga hanya boleh membeli 5–15 liter per keluarga, dengan harga per liter mencapai Rp25 ribu. Di tengah keterbatasan ini, kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan bronkitis turut meningkat, terutama menyerang anak-anak.
Camat Long Apari, Petrus Ngo yang mewakili suara warga, menjelaskan kemarau menyebabkan Sungai Mahakam surut drastis. Hal ini berdampak langsung pada distribusi barang. Buruknya infrastruktur ke kawasan pedalaman di Kalimantan Timur memang seperti membuat bencana rutin bagi sebagian wilayah di kabupaten ini. Bayangkan, setiap tahun, setiap musim kemarau selalu terjadi bencana seperti ini.
Ada jalan darat, namun hanya orang nekat yang mau melintasinya. Seluruh aktivitas masyarakat, aksesnya hanya bisa melalui jalur Sungai Mahakam. “Transportasi hanya bergantung pada sungai. Ketika air surut, pasokan bahan pokok dan BBM tersendat. Harga-harga naik tajam,” ujar Petrus Ngo.
Dia memerinci bahwa harga beras yang kian tak masuk akal seperti Beras Kura-Kura dan Raja Lele dijual Rp1 juta per 25 kg. Bahkan, stoknya hanya tinggal belasan karung. Gula pasir mencapai Rp35 ribu per kilogram, sementara BBM eceran di kisaran Rp25–35 ribu per liter.
Kepala Bagian Ekonomi Sumber Daya Alam (EKOSDA) Mahakam Ulu menawarkan solusi cepat melalui pengaktifan subsidi ongkos angkut (SOA). “Kami akan menyosialisasikan mekanisme pengajuan subsidi angkut kepada pelaku usaha agar distribusi logistik bisa berjalan lebih lancar ke wilayah terdampak,” katanya.
Dinas PUPR pun menetapkan Kampung Long Pakaq sebagai titik droping logistik karena lebih mudah dijangkau dari Long Apari. “Kami juga siagakan alat berat di beberapa jalur rusak untuk membantu distribusi darat,” kata Kepala Dinas PUPR.
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5260079/original/031000400_1750512126-Desa_Long_apari.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)