Cianjur, Beritasatu.com – Indonesia terus menapaki jalur transisi energi bersih dengan langkah strategis melalui pengembangan panas bumi, termasuk di kawasan konservasi.
Salah satu inisiatif terbaru dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), yang kini menjadi lokasi proyek eksplorasi energi panas bumi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Konservasi dan pembangunan bisa berjalan beiringan. Di era transisi energi saat ini, kita memiliki peluang besar untuk menjaga kelestarian lingkungan sambil memanfaatkan potensi sumber daya alam secara bijak,” ujar Kepala Balai Besar TNGGP Arief Mahmud, Jumat (25/7/2025).
Kegiatan tersebut tidak mengganggu jalur pendakian Gunung Gede Pangrango, yang tetap dibuka untuk wisatawan seperti biasa. “Ini bukan hutan primer yang dibuka, melainkan lahan eksisting. Tidak ada penggusuran, justru masyarakat dilibatkan,” tambahnya.
Dia menegaskan, seluruh kegiatan pengembangan panas bumi di TNGGP dilakukan berdasarkan regulasi yang ketat, dengan keterlibatan aktif masyarakat sekitar sebagai mitra konservasi.
Menurutnya, pemanfaatan panas bumi di kawasan konservasi memiliki landasan hukum melalui Undang-Undang No 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi, serta diperkuat oleh Permen LHK No P4 Tahun 2019, yang mengatur pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi di taman nasional.
