Angin Segar untuk Pelaku Wisata, “Study Tour” Jabar Jalan Lagi
Tim Redaksi
SUMEDANG, KOMPAS.com
– Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (
Asita
)
Sumedang
, Iyan Sofyan Hady, mengapresiasi kebijakan Bupati Sumedang
Dony Ahmad Munir
yang membuka kembali ruang bagi kegiatan
wisata edukasi
atau
study tour
di wilayah Jawa Barat.
Meski tetap mengacu pada Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat yang melarang
study tour
, Bupati Sumedang memperbolehkan kegiatan tersebut selama masih berada di dalam provinsi dan tanpa paksaan dari sekolah.
“Kebijakan Pak Bupati ini menjadi angin segar bagi kami para pelaku usaha pariwisata yang sempat mati suri selama berbulan-bulan,” kata Iyan kepada
Kompas.com
di Sumedang, Kamis (24/7/2025).
Sebelumnya, Surat Edaran (SE) Bupati Sumedang hanya memperbolehkan
study tour
di dalam wilayah kabupaten.
Hal ini sempat menimbulkan keresahan di kalangan pelaku wisata, mengingat daerah lain seperti Kota Bandung, Bogor, Kabupaten Bogor, dan Bekasi tidak memberlakukan pembatasan serupa.
“Tapi alhamdulillah, kami bersyukur mendengar pernyataan Pak Bupati yang menyampaikan bahwa kegiatan wisata di wilayah Jawa Barat kini diperbolehkan kembali. Ini memberikan secercah harapan bagi kami yang sudah lebih dari enam bulan tidak menjalankan usaha,” ujar Iyan.
Menurut dia, keputusan itu mencerminkan kepedulian pemerintah daerah terhadap sektor pariwisata yang sangat terdampak pembatasan.
Iyan juga berharap agar seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di Sumedang kembali diberi kelonggaran menggelar kegiatan
meeting, incentive, convention, and exhibition
(MICE), baik di dalam maupun luar daerah.
Ia menilai, SK Gubernur Jawa Barat sebetulnya bersifat imbauan. Oleh karena itu, setiap daerah bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
“Semoga Pak Bupati bisa mengikuti jejak daerah lain yang berani mengambil kebijakan berbeda dari provinsi, demi kelangsungan hidup masyarakat, terutama para pelaku usaha jasa pariwisata,” kata Iyan.
Terkait polemik
study tour
, Iyan menegaskan bahwa pelarangan bukanlah solusi. Menurut dia, yang perlu dilakukan adalah pembenahan sistem, regulasi, dan pengawasan agar kegiatan tidak membebani orangtua siswa.
“Selama ini, kami sudah menjalankan skema subsidi silang. Bagi siswa yang tidak mampu, kami gratiskan. Jadi sebenarnya ini tinggal soal komunikasi dan pengawasan saja,” ujarnya.
Iyan menambahkan, sektor pariwisata lokal dapat menjadi penopang ekonomi masyarakat jika dikelola secara bijak, terutama di tengah meningkatnya angka pengangguran di Jawa Barat.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan keberpihakan Pak Bupati terhadap nasib pelaku pariwisata. Semoga juga Pak Gubernur Jabar ini memberi kelonggaran bahkan sampai mencabut SK terkait larangan
study tour
ini,” kata Iyan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
2 Angin Segar untuk Pelaku Wisata, "Study Tour" Jabar Jalan Lagi Bandung
/data/photo/2024/05/21/664c27d21fcfd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)