Liputan6.com, Malang – Jalur pendakian ke Gunung Semeru ditutup total selama 17-26 Agustus 2025 mendatang. Kebijakan itu diambil untuk memenuhi permintaan dan penghormatan terhadap masyarakat Suku Tengger yang merayakan Hari Raya Karo selama periode tersebut.
Aktivitas pendakian Gunung Semeru pada 16 Agustus masih diizinkan dengan batas akhir hanya sampai Ranukumbolo saja. Namun seluruh pendaki wajib turun kembali ke Desa Ranupani esok harinya paling lambat pada pukul 16.00.
Karena itu, ada sedikit waktu bagi para pendaki yang ingin menggelar upacara bendera di pagi hari pada 17 Agustus di Ranukumbolo. Namun pendakian Semeru harus steril sore harinya sesuai jadwal penutupan total yang sudah ditentukan.
Pranata Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Endryp Wahyutama, otoritas taman nasional tak menyiapkan acara resmi upacara bendera untuk peringatan kemerdekaan di kawasan taman nasional.
“Bebas saja kalau ada pendaki yang ingin upacara bendera di Ranukumbolo,” ujar Endryp, Kamis (17/7/2025).
Dia menambahkan, penutupan pendakian Semeru merupakan permintaan masyarakat Tengger Ranupani. Aktivitas pendakian melibatkan masyarakat lokal, baik dari pemandu maupun porter. Penutupan dilakukan agar masyarakat dapat fokus melaksanakan Hari Raya Karo.
“Jadi penutupan ini untuk menghormati masyarakat Tengger Ranupani,” tuturnya.
Endryp mengatakan, kebijakan penutupan hanya berlaku untuk jalur pendakian saja. Balai besar memastikan tidak akan melayani pemesanan tiket selama periode 17-26 Agustus. Petugas bakal berjaga ketat guna memastikan tak ada pendaki nakal yang nekat masuk.
Selama Hari Raya Karo, kawasan Ranu Regulo dan wisata Bromo tetap buka untuk kunjungan wisatawan. Sebab, dua obyek wisata itu tak terlalu melibatkan para pelaku jasa wisata dari warga Desa Ranupani. Sedangkan, jalur pendakian Semeru dibuka lagi pada 27 Agustus 2025.