Pemprov DKI Mulai Cek Kesehatan Gratis Siswa di Sekolah Megapolitan 18 Juli 2025

Pemprov DKI Mulai Cek Kesehatan Gratis Siswa di Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Juli 2025

Pemprov DKI Mulai Cek Kesehatan Gratis Siswa di Sekolah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemprov DKI
Jakarta
mulai menjalankan program 
Cek Kesehatan Gratis
(CKG) bagi para siswa di sekolah-sekolah.
Kegiatan ini sudah dimulai sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2025/2026.
“Sudah dimulai sejak masuk sekolah, MPLS. Kita sudah mulai dari sekolah rakyat dulu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati saat ditemui di halaman Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (18/7/2025).
Program Cek Kesehatan Gratis sendiri sebelumnya sudah berjalan bagi bayi, balita, ibu hamil, dan usia produktif sejak April-Mei 2025. 
“Fokus screening-nya tetap sama, hanya lokasi pelaksanaannya yang sekarang difokuskan di sekolah,” kata Ani.
CKG di sekolah-sekolah tetap mengacu pada pendekatan promotif dan preventif.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan mencakup fungsi penglihatan, pendengaran, anemia, penyakit tidak menular, serta penyakit menular.
“Jadi sama seperti di usia dewasa atau lansia. Hanya saja, di usia sekolah ini kita jemput bola ke sekolah-sekolah langsung,” ucap Ani.
Pemeriksaan dilakukan menyeluruh dan berjenjang. Temuan-temuan awal akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan di Puskesmas.
Bagi pelajar, layanan ini akan diberikan secara khusus, meski tetap melalui fasilitas kesehatan yang tersedia.
Masyarakat umum masih dapat mengakses layanan Cek Kesehatan Gratis di seluruh Puskesmas dan puskesmas pembantu.
Dinas Kesehatan memastikan ada jalur antrian khusus bagi peserta CKG agar tidak bercampur dengan pasien umum.
Sementara Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes, Lovely Daisy, mengungkapkan, sejak 14 Juli 2025, sebanyak 7.300 siswa dari 72 Sekolah Rakyat telah mengikuti pemeriksaan CKG.
Hasilnya cukup mengejutkan, lebih dari separuh siswa membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
“Dari 355 siswa yang diperiksa di tiga Sekolah Rakyat, 52,11 persen butuh tindak lanjut,” kata Daisy, Kamis (17/7/2025).
Masalah kesehatan terbanyak yang ditemukan adalah karies gigi (42,8 persen), diikuti gangguan penglihatan (21,9 persen), gizi kurang (13,8 persen), prahipertensi (11,5 persen), anemia (10 persen), hipertensi (9,8 persen), dan pradiabetes (5,6 persen).
Bahkan, ada 1,9 persen siswa yang terdeteksi berisiko mengalami gangguan jiwa.
Pemeriksaan dilakukan langsung di lingkungan sekolah. Namun untuk keluhan tertentu seperti gejala anemia berat atau dugaan talasemia, siswa akan dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan.
Tidak semua siswa menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi. Pemeriksaan ini dibatasi hanya untuk kelompok usia dan jenjang pendidikan tertentu.
“Siswa putri kelas 4-6 SD, kelas 7 dan 9 SMP serta kelas 10 SMA mendapat pemeriksaan spesifik, misalnya imunisasi HPV, gula darah, anemia remaja, dan risiko talasemia,” kata Daisy.
Jenis pemeriksaan lainnya yang juga dilakukan meliputi status gizi, kebugaran, tekanan darah, tuberkulosis (TBC), kesehatan telinga dan mata, hingga hepatitis B dan C.
Semua jenis pemeriksaan ini sudah dituangkan dalam petunjuk teknis dari Kemenkes kepada tenaga kesehatan di lapangan.
Menanggapi perbedaan layanan antar wilayah, Daisy menegaskan pihaknya telah menyosialisasikan juknis secara nasional dan terus melakukan pemantauan di lapangan.
Cek Kesehatan Gratis merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Program ini sudah berjalan sejak 10 Februari 2025 dan bisa diakses secara gratis di Puskesmas maupun klinik kesehatan yang ditunjuk.
Hingga pertengahan Juli 2025, lebih dari 12 juta masyarakat telah memanfaatkan program ini.
Adapun target untuk program CKG di sekolah mencapai 53,8 juta pelajar di 282.000 satuan pendidikan seluruh Indonesia.
“Kita terus dorong agar masyarakat, termasuk anak-anak sekolah, memeriksa kesehatannya secara berkala. Dengan deteksi dini, kita bisa mencegah masalah yang lebih besar di masa depan,” ujar Daisy.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.