Di tingkat daerah, Pemerintah Provinsi Lampung disebut telah menyusun langkah antisipatif. Mirza menyebut tiga strategi utama. Pertama, diversifikasi pasar ekspor ke kawasan Eropa, Timur Tengah, hingga Asia, agar Lampung tidak tergantung pada satu negara tujuan.
Kedua, mendorong hilirisasi industri lokal, terutama pada sektor budidaya udang dan pertanian, sehingga produk memiliki nilai tambah dan mampu bersaing di pasar global. Ketiga, memperkuat pasar dalam negeri agar pelaku usaha, petambak, hingga petani tak hanya menggantungkan hidup dari ekspor, melainkan bisa berkembang melalui pasar lokal. “Ini bukan hanya soal ekspor dan impor. Ini momentum untuk transformasi ekonomi. Kita tidak boleh lagi sekadar kirim bahan mentah. Lampung harus jadi pusat produksi bernilai tinggi,” tegas dia.
Dia menekankan ambisinya agar produk asal Lampung ke depan bisa masuk pasar dunia dalam bentuk siap saji, dengan merek lokal yang kuat. “Kalau dulu kita ekspor udang mentah, sekarang harus bisa kirim produk udang siap santap, dengan merek sendiri dari Lampung. Saya percaya Lampung bisa melewati tantangan ini. Kuncinya ada pada kolaborasi, inovasi, dan keberanian untuk berubah,” tegasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5209976/original/070159900_1746454221-IMG-20250505-WA0029.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)