Alasan Pembatalan Hindia dan Lomba Sihir di Konser Tasikmalaya
Tim Redaksi
TASIKMALAYA, KOMPAS.com
– Band
Hindia
dan
Lomba Sihir
dipastikan tidak akan tampil dalam konser
Ruang Bermusik
yang dijadwalkan berlangsung di Lanud Wiriadinata, Kota
Tasikmalaya
,
Jawa Barat
, pada 19 Juli 2025.
Keputusan ini diambil setelah mediasi yang dipimpin Kepala Polres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi, bersama unsur Forkopimda dan para alim ulama.
Meskipun Hindia dan Lomba Sihir batal tampil, Band Feast tetap menjadi pengisi acara dalam konser tersebut.
Ketiga band ini, yaitu Hindia, Lomba Sihir, dan Feast, dianggap memiliki akar yang sama karena digawangi oleh Baskara Putra.
Konser musik Ruang Bermusik direncanakan berlangsung selama dua hari dengan menampilkan berbagai musisi nasional.
Namun, penolakan terhadap penampilan Hindia dan Lomba Sihir memaksa panitia untuk mengambil langkah drastis.
“Karena ada atensi dari beberapa ormas yang menganggap Hindia dan Lomba Sihir tidak sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal, akhirnya kami memutuskan untuk men-
take down
mereka dari
line up
,” kata Rizki Ginanjar Saputra, promotor sekaligus Founder Ruang Bermusik, saat ditemui di RM Jembar, Jalan Letnan Harun, Kota Tasikmalaya, Selasa (15/7/2025).
Rizki menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya mediasi dengan pihak kepolisian dan stakeholder terkait, termasuk forum yang difasilitasi Polres Tasikmalaya.
Meskipun telah ada penjelasan perinci mengenai konsep dan isi acara, perbedaan pandangan tetap muncul.
“Kami sudah berusaha menjelaskan secara perinci dalam forum yang dimediasi Polres. Namun pada akhirnya, agar acara tetap bisa terselenggara dengan lancar, kami memilih menurunkan Hindia dan Lomba Sihir dari panggung,” jelasnya.
Keberlangsungan acara menjadi prioritas utama bagi Rizki.
“Yang terpenting adalah acara tetap berjalan. Ruang Bermusik lahir di Tasik, untuk Tasik. Kalau acara sampai batal, dampaknya akan lebih besar, tidak hanya bagi kami, tapi juga ekonomi kreatif dan masyarakat luas,” lanjutnya.
Acara akan tetap dilaksanakan di lokasi yang sama meskipun tanpa Hindia dan Lomba Sihir.
Pengisi acara lainnya, seperti Feast, Maliq and D’Essential, Nadin Amizah, Whisnu Santika, Perunggu, dan Adhan Veron x HBRP, tetap akan tampil.
Promotor telah menjual sekitar 7.000-8.000 tiket untuk dua hari pelaksanaan Ruang Bermusik dengan harga bervariasi mulai dari Rp100.000 hingga Rp200.000, tergantung waktu pembelian.
Terkait dampak pembatalan tersebut, Rizki mengakui bahwa pihaknya mengalami kerugian secara komersial, terutama dari sisi sponsor yang awalnya tertarik karena nama besar Hindia.
“Pengaruhnya besar, terutama untuk sponsor. Karena perjanjian awal dengan mereka sudah mencantumkan nama Hindia sebagai daya tarik utama. Tapi lagi-lagi, acara tetap jalan adalah hal yang paling utama,” tambahnya.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi menegaskan, panitia penyelenggara telah menempuh semua prosedur perizinan sesuai ketentuan yang berlaku.
“Panitia sudah mengurus seluruh izin kegiatan sesuai prosedur. Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kegiatan berjalan dengan aman dan tertib,” ujar AKBP Faruk Rozi.
Koalisi Masyarakat Sipil memberikan penghargaan kepada Polres Tasikmalaya Kota atas peran mediasi yang dinilai profesional dan adil dalam menjaga ketertiban serta memastikan hak kebebasan berekspresi warga tetap terlindungi.
Konser yang akan digelar pada 19 Juli tersebut diharapkan berjalan dengan aman dan tertib, sekaligus menjadi simbol komitmen bersama untuk menjaga citra Kota Tasikmalaya sebagai ruang yang inklusif dan toleran.
Sebelumnya, sekelompok masyarakat menolak penampilan Hindia karena liriknya dinilai tidak sesuai dengan norma agama.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Alasan Pembatalan Hindia dan Lomba Sihir di Konser Tasikmalaya Bandung 15 Juli 2025
/data/photo/2025/04/15/67fe0a6a9eead.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)