Koperasi Disebut Soko Guru Perekonomian Indonesia, Apa Maksudnya?

Koperasi Disebut Soko Guru Perekonomian Indonesia, Apa Maksudnya?

Jakarta, Beritasatu.com – Koperasi sering disebut sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Ungkapan ini bukanlah sekadar slogan kosong, melainkan mencerminkan cita-cita luhur pendiri bangsa dalam membangun sistem ekonomi nasional yang adil dan berkelanjutan.

Kata soko guru sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti tiang utama penyangga bangunan. Maka, koperasi dimaknai sebagai fondasi penting dalam menopang struktur ekonomi Indonesia.

Sejarah dan Gagasan di Balik Ungkapan Soko Guru

Frasa “koperasi adalah soko guru perekonomian Indonesia” pertama kali populer berkat Mohammad Hatta, wakil presiden pertama RI sekaligus Bapak Koperasi Indonesia.

Bagi Bung Hatta, koperasi bukan hanya badan usaha, melainkan gerakan sosial yang menjunjung nilai-nilai keadilan, gotong royong, dan kekeluargaan.

Pandangan ini selaras dengan amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”.

Pada masa penjajahan, rakyat Indonesia hidup dalam sistem ekonomi yang menindas. Koperasi muncul sebagai jawaban terhadap kondisi tersebut, memberikan solusi bagi rakyat kecil seperti petani dan nelayan agar dapat mengakses modal, pasar, dan keadilan ekonomi secara kolektif.

Dalam koperasi, kekuatan rakyat dikumpulkan dan dikelola bersama demi kemaslahatan bersama pula.

Ciri Khas dan Prinsip Kerja Koperasi

Salah satu ciri utama koperasi adalah penerapan prinsip demokrasi ekonomi. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama tanpa memandang besarnya modal yang disetor. Pembagian keuntungan juga dilakukan secara adil berdasarkan partisipasi, bukan kepemilikan saham.

Nilai-nilai koperasi mencakup:

Keanggotaan sukarela dan terbuka.Pengelolaan partisipatif.Pembagian hasil yang adil.Pendidikan anggota dan pelatihan berkelanjutan.Kerja sama antar koperasi.

Dengan karakteristik tersebut, koperasi berbeda dari perusahaan kapitalis yang bertumpu pada akumulasi keuntungan dan kepemilikan individu.

Tantangan dan Adaptasi di Era Modern

Meski memiliki potensi besar, koperasi di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Masalah umum yang sering ditemui meliputi:

Lemahnya tata kelola organisasi.Keterbatasan akses terhadap pembiayaan.Kurangnya dukungan regulasi yang konsisten.

Namun, bukan berarti koperasi stagnan. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak koperasi mulai beradaptasi dengan model ekonomi digital.

Beberapa bahkan terjun ke sektor teknologi finansial, e-commerce, dan pertanian berbasis data.

Ini menunjukkan bahwa koperasi masih relevan dan mampu menjadi motor penggerak ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Koperasi sebagai Pilar Ekonomi Kerakyatan

Dengan segala kelebihan dan nilai-nilainya, koperasi tetap dianggap sebagai harapan masa depan perekonomian Indonesia.

Masyarakat yang tergabung dalam koperasi tidak hanya menjadi konsumen atau pekerja, tetapi juga pemilik dan pengambil keputusan dalam lembaga ekonomi tersebut.

Inilah kekuatan kolektif yang menjadi alasan mengapa koperasi disebut sebagai soko guru perekonomian nasional.

Penyebutan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia adalah refleksi dari tekad untuk membangun ekonomi yang berakar pada nilai-nilai kekeluargaan, keadilan, dan kebersamaan.