Ini menjadikan Tari Zapin tidak sekadar pertunjukan tari, melainkan bagian dari identitas dan filosofi hidup masyarakat yang menjunjung keselarasan antara manusia, budaya, dan Sang Pencipta.
Uniknya, Tari Zapin begitu khas dan mudah dikenali adalah peran sentral musik pengiringnya yang kuat memengaruhi atmosfer tari. Instrumen utama seperti gambus memberikan sentuhan khas Timur Tengah, sementara marwas dan rebana menjadi tulang punggung irama yang menghentak namun tetap terjaga ketenangannya.
Syair-syair dalam lagu pengiring pun sarat pesan moral dan dakwah, menunjukkan bahwa seni dalam budaya Melayu bukan hanya soal hiburan tetapi juga sebagai media pendidikan dan penyampaian nilai-nilai luhur. Tari Zapin bahkan menjadi wahana untuk menanamkan etika dan norma dalam masyarakat, sebab dalam setiap geraknya tersirat ajaran tentang kedisiplinan, kebersamaan, serta penghormatan terhadap tatanan sosial.
Tidak mengherankan jika tarian ini sering dijadikan sebagai sarana mempererat silaturahmi antarwarga, baik dalam konteks keluarga maupun komunitas yang lebih luas. Zapin bukan hanya tentang penampilan luar, melainkan tentang isi dan makna tentang bagaimana seni bisa menjadi sarana perenungan yang dalam, bukan sekadar tontonan yang cepat terlupakan.
Namun seiring laju zaman dan globalisasi yang semakin deras, Tari Zapin menghadapi tantangan serius dalam hal pelestarian dan regenerasi. Generasi muda mulai terpapar pada budaya populer global yang serba instan dan cenderung mengabaikan akar budaya lokal.
Ketertarikan terhadap seni tradisional seperti Zapin mulai bergeser, terutama ketika tidak ada ruang yang cukup luas untuk memperkenalkannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam sistem pendidikan formal. Padahal, Tari Zapin adalah jati diri masyarakat Melayu Riau yang jika dibiarkan terlupakan, maka hilanglah satu simpul penting dari warisan budaya bangsa.
Oleh karena itu, peran berbagai pihak sangat diperlukan, baik pemerintah daerah, komunitas seni, maupun masyarakat umum untuk menghidupkan kembali semangat mencintai budaya melalui pelatihan, festival, dokumentasi digital, dan integrasi dalam sistem pendidikan.
Membiasakan anak-anak menari Zapin sejak dini bukan hanya menanamkan cinta terhadap seni, tetapi juga mendidik mereka tentang sejarah, adab, dan identitas yang patut dijaga.
Tari Zapin mengajarkan kita tentang pentingnya keharmonisan, tentang bagaimana gerak dan irama bisa menyatu dalam satu tarikan nafas kolektif yang membentuk kebudayaan yang kokoh dan berdaya tahan.
Maka dari itu, mengenal dan melestarikan Tari Zapin bukan hanya tentang menjaga sepotong tradisi, melainkan tentang menjaga ruh sebuah bangsa yang besar, berakar kuat, dan berjiwa luhur.
Penulis: Belvana Fasya Saad
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5062478/original/069612200_1734932733-1734931252040_fungsi-tari-zapin.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)