Banjir Jakarta, Warga Pancoran Sibuk Bersihkan Rumah Usai 2 Hari Terendam Megapolitan 8 Juli 2025

Banjir Jakarta, Warga Pancoran Sibuk Bersihkan Rumah Usai 2 Hari Terendam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juli 2025

Banjir Jakarta, Warga Pancoran Sibuk Bersihkan Rumah Usai 2 Hari Terendam
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah warga di RT 4 RW 7, Pancoran, Jakarta Selatan, masih sibuk membersihkan rumah mereka dari sisa
banjir
saat Gubernur DKI Jakarta
Pramono Anung
meninjau lokasi banjir di Tanggul Inspeksi Kali Ciliwung, Selasa (8/7/2025) pagi.
Pengamatan
Kompas.com
sekitar pukul 08.00 WIB, warga terlihat menguras air dan membersihkan lumpur yang mengendap di dalam rumah dengan menyemprotkan air dari selang.
Ada juga yang menyerok air secara manual, berupaya mengeluarkan air sisa banjir dari dalam rumah mereka.
Tanda bekas genangan air terlihat jelas di dinding rumah warga, setinggi sekitar 2,5 hingga 3 meter.
Di lapangan bulu tangkis lingkungan setempat, lumpur masih menutupi seluruh permukaan lapangan yang sebelumnya berwarna hijau.
Beberapa anak-anak tampak bermain dan berenang di genangan air yang masih tersisa dengan ketinggian sekitar 60 sentimeter.
Di lain sisi, dua petugas Sumber Daya Air (SDA) terlihat mengoperasikan pompa air untuk mengalirkan air ke Sungai Ciliwung.
Mereka berupaya menurunkan permukaan air yang masih menggenang di beberapa titik.
Salah satu warga, Surian (48), mengatakan, air mulai naik pada Minggu (6/7/2025) sekitar pukul 03.00 WIB.
Ia mengaku sudah bersiap karena mendapat informasi soal ketinggian air di Bendungan Katulampa, Bogor.
“Air itu naik pas jam 03.00 WIB subuh. Saya udah antisipasi karena baca diberita permukaan air di Bendungan Katulampa Bogor tinggi,” kata Surian kepada Kompas.com, Selasa.
Menurut Surian, wilayahnya terakhir kali banjir pada lima tahun yang lalu.
“Sebenarnya di sini tidak pernah banjir walau Jakarta hujan. Tapi kalau di Bogor hujan terus pintu air Katulampa, Manggarai tinggi jadi banjir ke sini,” kata dia.
Sementara itu, Pramono mengakui bahwa dalam kondisi tertentu, banjir tidak bisa dilawan, tetapi harus disiasati agar dampaknya tidak meluas.
Pramono menjelaskan, banjir kali ini merupakan kombinasi dari curah hujan tinggi di hulu dan hilir serta rob atau air laut pasang.
Ia mengungkapkan, pompa air baru bisa dimaksimalkan setelah air laut mulai surut sekitar pukul 22.30 WIB malam sebelumnya.
“Memang terkadang kita enggak boleh melawan banjir. Tetapi bagaimana kita mensiasati bahwa banjir yang terjadi itu bisa kita alihkan, bisa kita salurkan, tidak membawa dampak kepada masyarakat kita,” kata Pramono.
Selain itu, Pramono menyampaikan permintaan maaf kepada warga terdampak banjir.
Ia menginstruksikan jajaran dinas untuk mendahulukan pelayanan dan meminta maaf secara langsung kepada warga.
“Kami enggak usah malu meminta maaf. Ini bukan sesuatu yang kami rencanakan,” kata Pramono.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.