Bahkan penonton dapat berinteraksi langsung dengan penari, ikut menari atau menyawer sebagai bentuk penghargaan dan keterlibatan. Ini menunjukkan bahwa Ronggeng Blantek bukanlah seni yang eksklusif atau berjarak, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Betawi.
Unsur spontanitas dan keterbukaan ini membuat Ronggeng Blantek terasa merakyat, dan hingga kini, masih menjadi salah satu bentuk hiburan rakyat yang mendekatkan seni dengan kehidupan.
Sayangnya, seiring dengan perubahan zaman dan maraknya hiburan modern, eksistensi Tari Ronggeng Blantek semakin terpinggirkan. Banyak generasi muda yang tidak lagi akrab dengan tarian ini, dan hanya mengenalnya sebagai bagian dari dokumentasi budaya yang tertulis, bukan sebagai pengalaman yang hidup.
Padahal, tarian ini mengandung kekayaan artistik dan historis yang luar biasa. Upaya pelestarian pun kini mulai digalakkan, baik oleh sanggar-sanggar seni Betawi, pemerintah daerah, hingga komunitas budaya yang sadar akan pentingnya menjaga identitas lokal.
Mereka tak hanya mengajarkan kembali gerakan-gerakan tari kepada generasi muda, tetapi juga merevitalisasi pertunjukan Ronggeng Blantek dalam format yang lebih segar dan kontekstual, tanpa menghilangkan nilai tradisinya. Tari Ronggeng Blantek menjadi salah satu warisan yang hidup, bukan sekadar artefak masa lalu.
Ia tumbuh dari denyut rakyat dan menari dalam semangat zaman. Gerakannya yang dinamis, musiknya yang menghentak, dan nilai sosialnya yang kuat menjadikannya lebih dari sekadar tarian; ia adalah potret kebudayaan yang penuh warna, refleksi dari keberagaman yang bersatu dalam harmoni.
Menjaga Tari Ronggeng Blantek berarti menjaga denyut nadi budaya Betawi itu sendiri agar generasi mendatang tak hanya mengenal Jakarta sebagai kota beton dan gedung pencakar langit, tetapi juga sebagai tanah yang menari dengan semangat para leluhur.
Penulis: Belvana Fasya Saad
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4057340/original/068634100_1655616866-Pawai-Kesenian-Betawi-Iqbal-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)