PIKIRAN RAKYAT – Badan Pusat Statistik mencatat harga beras pada Juni 2025 mengalami kenaikan. Kenaikan harga beras terjadi di tingkat penggilingan, grosir maupun eceran.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini di Kantor Pusat BPS Jakarta pada Senin, 1 Juli 2025.
Pudji mengatakan harga beras di tingkat penggilingan naik 2,05 persen secara bulanan atau month-to-month dan naik 3,64 persen secara tahunan (year-on-year) ke level Rp12.994 per kg.
“Jika kita pilah menurut kualitas beras di penggilingan maka beras premium naik 2,05 persen secara month-to-month dan naik 2,84 persen secara year-on-year,” ujarnya dalam konferensi pers yang disiarkan oleh Youtube BPS.
Menurut data BPS, beras medium naik 2,33 persen secara month-to-month dan naik 4,51 persen year-on-year.
Kenaikan beras tak hanya pada tingkat penggilingan, inflasi beras juga terlihat pada tingkat grosir dan eceran.
Penyebab Beras Naik
Pudji mengatakan ada beberapa faktor penyebab harga beras mengalami kenaikan seperti cuaca, perawatan hingga pencegahan hama.
“Sepanjang Juli-Agustus ada beberapa faktor-faktor (kenaikan beras) diantaranya faktur cuaca, perawatan proses tanaman dan bebas dari hama sehingga kondisi hari ini adalah fase vegetatif yang bisa dipanen di bulan Juli dan Agustus,” ujarnya.
Pudji mengatakan tantangan pasca krisis di Timur Tengah dan akselerasi pada target pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi dinamika harga di dalam negeri.
Ia berkata pemerintah akan terus mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas Harga, nilai tukar dan daya beli.
BPS kata dia akan terus memantau perkembangan harga untuk mengukur inflasi sampai akhir tahun ini.
BPS memproyeksi luas panen padi sepanjang Juni-Agustus 2025 diperkirakan mencapai 2,77 juta hektare atau meningkat 0,38 juta ha atau 13,05 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
“Dengan demikian, luas panen pada sepanjang Januari-Agustus 2025 diperkirakan akan mencapai 8,24 juta hektare atau meningkat 0,96 juta hektare atau 13,22 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024,” ujar Pudji.***
