Adukan harus dilakukan tanpa henti selama berjam-jam, biasanya antara 6 hingga 8 jam, hingga adonan mengental, mengkilap, dan mulai terlepas dari pinggiran wajan. Tak ada mesin otomatis, tak ada teknologi canggih semua dilakukan secara manual, mengandalkan kekuatan lengan dan ketelatenan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Di sinilah esensi dodol nanas sebuah bentuk penghargaan terhadap kerja keras dan kesabaran yang berbuah manis, dalam arti yang sesungguhnya. Keunikan dari dodol nanas Simadu tidak hanya terletak pada rasa dan bahan dasarnya saja, tetapi juga pada posisinya sebagai ikon kebanggaan daerah Subang.
Kabupaten yang dikenal sebagai salah satu penghasil nanas terbesar di Indonesia ini menjadikan dodol nanas sebagai oleh-oleh khas yang tak tergantikan. Di setiap sudut pasar tradisional, toko oleh-oleh, hingga sentra UMKM, dodol ini tampil dalam berbagai bentuk dari yang dikemas klasik dalam balutan plastik bening panjang-panjang, hingga yang sudah modern dalam kemasan elegan yang siap dijadikan buah tangan.
Dalam berbagai acara resmi, festival buah, hingga pameran produk lokal, dodol nanas selalu hadir sebagai duta rasa dari Subang. Bahkan di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara, dodol ini telah menjadi simbol kenangan manis akan perjalanan mereka ke Subang suatu bentuk pengalaman rasa yang khas dan tak bisa dijumpai di tempat lain.
Menariknya, di tengah arus globalisasi dan maraknya camilan impor serta makanan ringan instan, dodol nanas Simadu mampu bertahan dan bahkan mulai meraih popularitas baru berkat kreativitas generasi muda dan pelaku UMKM lokal. Inovasi rasa mulai bermunculan ada dodol nanas dengan tambahan keju, cokelat, hingga varian rasa pedas manis yang kekinian.
Namun, inti dari dodol nanas Simadu tetap tak berubah pada kelezatan asli nanas dan keuletan dalam pengolahan. Bahkan di beberapa tempat, wisatawan bisa langsung menyaksikan proses pembuatan dodol ini sebagai bagian dari wisata edukasi agro.
Pengalaman menyaksikan adonan dodol diaduk dalam kuali besar sambil mencium aroma manis nanas yang menyeruak, menjadi daya tarik tersendiri yang menambah nilai budaya dan pariwisata Subang. Di sinilah dodol nanas menjelma bukan hanya sebagai makanan, tetapi sebagai simbol sinergi antara alam, budaya, dan manusia.
Di tengah gemuruh industri makanan modern, dodol nanas tetap berdiri tegak membawa serta cita rasa lokal yang otentik, yang tak hanya mengenyangkan, tetapi juga menghangatkan kenangan dan mengukir kesan.
Maka, jika kamu berkesempatan singgah di Subang, jangan lupa untuk membawa pulang sepotong kenangan manis bernama dodol nanas Simadu camilan sederhana dengan jiwa besar yang tak akan lekang oleh waktu.
Penulis: Belvana Fasya Saad
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/35864/original/dodol-nanas-130805b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)