Kapan Menulis 113 Bismillah pada 1 Muharram? Ini Keutamaan dan Tata Caranya

Kapan Menulis 113 Bismillah pada 1 Muharram? Ini Keutamaan dan Tata Caranya

PIKIRAN RAKYAT – Seiring jarum jam yang terus bergerak menuju Jumat, 27 Juni 2025, umat Muslim di seluruh dunia bersiap menyambut datangnya 1 Muharram 1447 Hijriah, menandai awal tahun baru Islam.

Berbagai amalan dianjurkan untuk menyambut bulan mulia ini, dan salah satunya yang menarik perhatian adalah tradisi menulis lafaz “Bismillahirrahmanirrahim” (Basmalah) sebanyak 113 kali di malam pergantian tahun Hijriah.

Meski tidak sepopuler puasa sunnah Muharram, menyimpan janji keutamaan yang luar biasa, perlindungan Allah SWT dari segala macam musibah dan keburukan seumur hidup. Lalu, bagaimana tata cara pelaksanaannya? Mengapa harus 113 kali? Dan kapan waktu yang tepat untuk mengerjakannya?

Tradisi menulis basmalah sebanyak 113 kali pada malam 1 Muharram bukanlah sekadar ritual tanpa dasar. Keutamaan yang dijanjikan adalah mendapat perlindungan Allah SWT agar terhindar dari segala macam musibah dan keburukan seumur hidup.

Ini adalah bentuk keyakinan dan tawakal kepada Allah melalui perantara lafaz mulia yang menjadi pembuka setiap surat dalam Al-Qur’an (kecuali satu).

Dalam ajaran Islam, setiap amal kebaikan yang dilakukan dengan niat tulus dan mengikuti tuntunan syariat akan mendatangkan pahala dan keberkahan. Lafaz basmalah sendiri adalah kalimat yang sangat agung, mengandung nama-nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Dengan mengulang dan menghormatinya dalam jumlah tertentu di momen pergantian tahun, umat Muslim berharap dapat mengundang rahmat dan perlindungan-Nya sepanjang tahun yang baru.

Agar amalan ini mendapatkan keberkahan yang optimal, ada beberapa tata cara penulisan yang dianjurkan. Ini bukan hanya soal jumlah, tetapi juga tentang penghayatan dan penghormatan terhadap ayat suci.

– Penulisan basmalah harus dilakukan dengan menggunakan aksara Arab yang benar. Ini menekankan aspek keaslian dan kekhusyukan dalam beribadah.

– Pada lafaz “بسم” (bismi), huruf ba’ dianjurkan untuk dipanjangkan. Pada lafaz “الله الرحمن الرحيم” (ar-Rahmanir-Rahim), bagian gerigi pada huruf sin (س) harus diperjelas. Pada lafaz “الرحيم” (ar-Rahim), huruf mim (م) hendaknya dibulatkan.

Arahan ini disebutkan oleh Syekh Muhyiddin Zadah yang diriwayatkan dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz RA. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap Al-Qur’an dan keindahan kaligrafinya.

– Seorang Muslim yang menulis harus dalam keadaan rapi dan suci (berwudu). Ini adalah bentuk adab dalam berinteraksi dengan kalimat-kalimat Allah.

– Disunnahkan untuk menghadap kiblat saat melakukan amalan ini, sama seperti saat salat, sebagai bentuk fokus dan kekhusyukan.

– Hindari berbicara atau melakukan aktivitas lain yang mengganggu fokus saat menulis. Ketenangan dan konsentrasi akan meningkatkan kualitas ibadah.

Ilustrasi Al Quran. Al Furqan ayat 63 bercerita tentang sikap yang harus dimiliki muslim.

– Yang terpenting, niatkan penulisan ini untuk membentengi diri dari segala musibah dan untuk memperoleh keberkahan dari lafaz basmalah yang ditulis. Niat yang tulus adalah inti dari setiap ibadah.

Waktu Pelaksanaan Amalan 113 Basmalah

Waktu penulisan 113 bismillah di malam 1 Muharram ini boleh dilakukan sejak azan Maghrib setelah munculnya hilal hari pertama pergantian tahun hingga Maghrib keesokan harinya.

Dengan demikian, bagi umat Muslim di Indonesia, Anda memiliki rentang waktu yang cukup panjang, yaitu mulai dari Kamis malam, 26 Juni 2025 (setelah Maghrib) hingga Jumat sore, 27 Juni 2025 (sebelum Maghrib). Waktu yang paling utama adalah di malam hari, setelah salat Maghrib atau Isya, dalam suasana yang tenang dan penuh kekhusyukan.

Mengapa Harus 113 Kali?

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, penjelasan mengenai jumlah ini dijelaskan oleh Imam Muhammad as-Syarbiniy al-Khathib melalui kitab Tafsir as-Sirajul Munir. Ia menjelaskan bahwa:

Jumlah surat dalam Al-Qur’an adalah 114 surat. Semua surat dalam Al-Qur’an diawali dengan lafaz basmalah, kecuali satu surat, yaitu Surat At-Taubah. Dengan demikian, secara harfiah, ada 113 basmalah yang menjadi pembuka surat dalam Al-Qur’an.

Interpretasi ini memberikan landasan yang kuat mengapa jumlah 113 dipilih. Ini adalah bentuk penghormatan dan pengulangan terhadap jumlah basmalah yang secara nyata terdapat dalam mushaf Al-Qur’an sebagai pembuka surat.

Dengan menulisnya 113 kali, seorang Muslim secara simbolis meniru dan menghormati struktur ilahi Al-Qur’an, berharap mendapatkan keberkahan dari setiap basmalah yang tertulis.

Setelah selesai menulis 113 basmalah dengan khusyuk dan tertib, disunnahkan untuk membaca doa. Doa ini adalah bentuk permohonan lanjutan kepada Allah SWT atas keberkahan dan perlindungan yang diharapkan dari amalan tersebut.

Doa ini dikutip dari kitab Ittihaful Amajid Binafaisil Fawaid oleh Abu Munyah As-Syankujiy. Berikut adalah lafaz doanya:

Lafaz Doa:

اللهمّ انّى اسألك بفضل بسم الله الرحمن الرحيم وبحقّ بسم الله الرحمن الرحيم وبهيبة بسم الله الرحمن الرحيم وبمنزلة
بسم الله الرحمن الرحيم ارفع قدري ويسّرلى امري واشرح صدري يامن هو كهيــعص حمعسـق المّ المّص المر حـم الله
لااله الاهو الحيّ القيّوم بسرّ الهيبة والقدرة وبسرّ الجبروت والعظمة اجعلنى من عبادك المتّقين واهل طاعتك المحـبّين
وارزقنى علمانافعا ياربّ العالمين وصلّى الله على سيّدنامحمّد وعلى آله وصحبه وسلّم

Terjemahan singkat: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dengan keutamaan Bismillahirrahmanirrahim, dengan kebenaran Bismillahirrahmanirrahim, dengan kewibawaan Bismillahirrahmanirrahim, dan dengan kedudukan Bismillahirrahmanirrahim. Angkatlah derajatku, mudahkanlah urusanku, lapangkanlah dadaku, wahai Dzat yang Dia adalah Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad, Haa Miim ‘Ain Siin Qaaf, Alif Laam Miim, Alif Laam Miim Shaad, Alif Laam Raa, Haa Miim. Allah, tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dengan rahasia kewibawaan dan kekuasaan, dan dengan rahasia keperkasaan dan keagungan, jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang bertakwa dan orang-orang yang taat lagi mencintai-Mu. Anugerahkanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat, wahai Tuhan semesta alam. Dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.”

Doa ini adalah permohonan yang komprehensif, tidak hanya meminta perlindungan tetapi juga peningkatan derajat, kemudahan urusan, kelapangan dada, ketakwaan, kecintaan kepada Allah, dan ilmu yang bermanfaat.

Amalan menulis 113 basmalah ini merupakan salah satu cara bagi umat Muslim untuk menyambut tahun baru Hijriah dengan penuh kesadaran spiritual dan pengharapan akan rahmat Allah.

Ini adalah momen untuk introspeksi, memperbarui niat, dan berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang akan datang.

Meskipun amalan ini bersifat sunnah, pelaksanaannya dengan penuh keyakinan dan penghayatan dapat membawa ketenangan batin dan optimisme.

Mari kita manfaatkan malam dan hari pertama Muharram ini untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, memohon perlindungan dan keberkahan sepanjang tahun 1447 Hijriah. Selamat Tahun Baru Islam!***